Pada waktu dinasti Ming ada seorang yang “Pandai” memperbaiki nasib
dirinya. Namanya Yuen Liauw Fan. Dengan cara tak henti-hentinya melakukan kebajikan ia telah merubah nasibnya yang “Beru?sia Pendek”. “Tak berketurunan” dan “Tidak Berpangkat Tinggi”, hingga kelak ia menjadi seorang teladan bagi yang hendak memperbaiki nasib.
Yuen Liauw Fan adalah orang Tiongkok Selatan. Pada masa muda hidupnya sangatlah miskin, nafkahnya didapatkan dari ketabiban. Suatu hari ia pergi ke kuil Tse Yin She dimana ia bertemu dengan seorang yang sudah tua, yang bermarga Khong. Orangnya berwajah luar biasa seperti dewa dan ternyata pandai nujum. Lalu tuan Yuen mengundang bapak tua ini ke rumahnya. Pertama anggota keluarganya yang diramal. Ternyata sangat cocok. Barulah giliran dirinya sendiri. Bapak Khong ini ternyata sedikitpun tidak ceroboh, ia ramalkan bahwa tuan Yuen pada ujian di kabupaten akan mendapat nomor (ranking) ke 14, pada ujian di tingkat propinsi menduduki ranking ke 71, pada tingkat nasional menduduki ranking ke 9, namun ia hanya berpangkat kecil selama 3 tahun, usianya akan berakhir pada tanggal 4 bulan delapan ketika ia mencapai umur 53 tahun dan tak memperoleh anak.
Pada tahun kedua, semua tingkat ujian yang diramalkan ternyata cocok sekali. Telah lewat lagi 20 tahun, semua yang baik maupun yang buruk yang diramalkan oleh pertapa Khong tak ada yang meleset. Karenanya tuan Yuen sangat yakin dan percaya bahwa semua keberuntungan dan kenaasan dalam hidup manusia telah ditakdirkan, sedikitpun tak dapat dipaksakan. Selanjutnya ia tidak lagi berilusi, segalanya ia pasrahkan pada nasibnya. Akhirnya karena suatu urusan penting tuan Yuen pergi ke gunung Lew Shia dekat Nan King, dimana ia bertemu dengan seorang rahib Yin Ku Tan Se. Beliau telah menjelaskan teNtang Hukum Karma, diterangkan pula tentang “Nasib kusendiri yang buat, rejeki kusendiri yang mohon”. Dan beliau menganjurkan serta mendorong tuan Yuen janganlah menjadi si kerdil yang pasrah pada nasib.
Setelah mendapatkan penjelasan dan Yin Ku Tan Se, tuan Yuen sadar akan dirinya. Ia bertekad merubah nasib buruknya, sehingga ia berlutut di hadapan patung Buddha. Dengan sujud ia mengakui semua dosa-dosanya dan berjanji akan merubahnya, kemudian ia berjanji akan melakukan 3000 buah kebajikan dan mohon kenaikan pangkat. Selanjutnya ia mencatat semua kebajikan dan kejahatan yang dilakukan.
Tidak sampai 2 tahun walaupun 3000 buah kebajikan belum tercapai, dia sudah mendapat kenaikan pangkat. Sekarang fakta membuktikan bahwa ramalan pertapa Khong tidak lagi tepat. Namun tuan Yuen kurang tekun melakukan amalnya. Setelah lewat 10 tahun ke 3000 buah amal kebajikan baru tercapai dan ia telah mendapat kenaikan pangkat lagi. Hal ini telah menyadarkannya akan keuntungan memupuk dan melakukan kebajikan. Karena itu ia bersumpah akan melakukan lagi amal kebajikan sebanyak 3000 buah, mohon dikaruniai anak. Dan benar, belum lagi setahun isterinya melahirkan seorang putra. Isterinyapun sangat bijaksana, dengan rajin membantu suaminya menolong fakir miskin, atau melepaskan makhluk hidup, tiap hari rajin membaca Keng, meluaskan amal kebaikan, terkadang dalam satu hari bisa mencapai 10 buah kebajikan yang dilakukan, sehingga 3000 buah amal kebajikan tidak sampai 3 tahun telah terpenuhi. Selanjutnya mereka meneruskan amal kebajikan hingga mencapai sepuluh ribu buah lebih. Tanpa memohon perpanjangan usia, ternyata usianya telah mencapai 74 tahun dan putranya telah lulus sarjana, menjabat pangkat penting dalam propinsi.
Demikianlah kisah nyata tuan Yuen yang berani bertobat dan dalam jangka panjang tidak berhenti melakukan amal kebajikan hingga dapat merubah “Nasib Buruk” yang telah ditakdirkan. Ini merupakan cermin bagi orang-orang masa kini dan selanjutnya untuk mempelajari tentang Nasib, sekaligus membuktikan bahwa dengan rajin melakukan kebajikan dapat menciptakan nasib baru bagi dirinya sendiri.
Semoga bermanfaat.
sumber : 4 ajaran Liao Fan
diambil dari hasil postingan
http://www.wihara.com/forum/topik-umum/5613-mengubah-nasib.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar