Hari itu adalah hari ju’mat ketika Doug Roman pergi ke taman dalam perjalanan pulang. Matahari mulai terbenam ketika Doug mendekati taman. Tak sulit menemukannya, lalu berhenti memarkirkan mobilnya. Taman Kebenaran itu ramai dipenuhi tukang kebun yang mengisi keranjang dan gerobak untuk memperindahnya. Barisan tanaman hijau, tanaman musiman, & keranjang gantung, memamerkan warna pelanginya.
Ketika Doug berjalan, tercium bau tanah yang tajam, jerami, rumput cedar, & kumpulan bunga. Dia berbelok dan melihat pemandangan di sekeliling taman. Ada keagungan di sini yang tak disadarinya ketika pertama kali masuk ke tempat parkir.
Doug berjalan diantara orang yang hanya berjalan-jalan. Akhirnya dia menemukan pintu masuk ke gedung utama, yang tersembunyi di belakang tembok gaya Victoria. Di konter utama, Doug memasukkan tangannya ke dalam saku dan mengambil sebuah kartu nama. Dia mencermati nama yang tercetak di dalam kartu itu : Adoi, Ahli Taman.
“Bisa saya bantu?” Doug berhadapan dengan seorang wanita berkulit cokelat, memegang sebuah tanaman pakis besar, serupa dengan daun pakis yang tercetak pada kartu nama itu. “Saya mencari Adoi,” kata Doug. Wanita itu tersenyum. “Saya Adoi. Saya menanti Anda Doug.”
Diikuti oleh Doug, Adoi berjalan mengelilingi sebuah display tanaman yang menggambarkan padang rumput di dataran tinggi. Kemudian berjalan terus melewati sebuah pintu terbuat dari besi yang ditempa, yang sebagian tersembunyi karena tertutup rimbunnya tanaman hijau. Ketika Doug mendekati pintu itu, dia melihat sebuah plat berukir yang ditempelkan pada besi yang penuh hiasan. Sebuah sketsa tanaman pakis dilukis pada sudut atas plat yang bertuliskan, “Selamat Datang Pencari Kebenaran.”
Mereka kemudian masuk ke sebuah paviliun di tanah terbuka, tempat beberapa jalan kecil bertemu. Makhluk-makhluk taman yang tergantung di teralis dan tiang-tiang, dikerumuni bunga mawar dan tumbuhan menjalar yang memanjat naik. “Mengapa aku tidak mengetahui taman ini? Ini pasti rekanan bisnis besar.” gumam Doug.
“Makhluk hidup tidak ada yang sama. Semua pohon dan tanaman yang Anda lihat di sini, hidup memerlukan perhatian dan perawatan tersendiri untuk membesarkannya. Satu cara perawatan tidak berlaku efektif untuk semua tanaman. Tanah, kelembaban, dan suhu harus disesuaikan dengan kebutuhan setiap tanaman. Tanaman yang berbeda menuntut lingkungan yang berbeda untuk tumbuh,” lanjut Adoi.
Doug mencermati Microlepia strigosa, sejenis tanaman pakis yang tumbuh di tanah yang lembab dan gembur. “Daunnya paling bagus kalau terlindung dibanding berada di luar meski dengan angin sepoi-sepoi,” katanya. “Saya harap orang semacam Anda tidak bisa dikalahkan oleh sebuah tanaman pakis dalam pot,” komentar Adoi dengan gurau sambil mengambilkan sebuah tanaman Pakis Besar dalam pot untuknya. Dan pertemuan mereka selesai saat itu.
*Seperti halnya tanaman, bila tujuan kita adalah untuk menumbuhkan dan mendorong orang-orang di sekitar kita untuk tumbuh, kita harus mempertimbangkan kebutuhan masing-masing indidividu. Kita tak akan memperlakukan tanaman pakis seperti tanaman mawar kan ?
Situasi yang tidak bisa diramalkan menempatkan kita dalam posisi untuk bertanggung jawab atas orang-orang dan hal-hal yang pernah dipelihara oleh orang lain dengan penuh kasih. Perlunya perhitungan untuk hal yang ingin kita tumbuhkan dan serta menyiapkan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan itu.
[Your Leadership Legacy]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar