Sabtu, 30 Januari 2010

Sepuluh Kualitas Karakter

1. Ketulusan
Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh
semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena
yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan
kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura- pura, mencari-cari alasan atau
memutarbalikkan fakta. Prinsipnya “Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak”.
Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi
dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi
keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Kerendahan Hati
Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendah hatian justru
mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap
rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang
yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa
membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya
tidak merasa minder.

3. Kesetiaan
Kesetiaan sudah menjadi barang langka & sangat tinggi harganya. Orang yang
setia selalu bisa dipercaya dan diandalkan. Dia selalu menepati janji, punya
komitmen yang kuat, rela berkorban dan tidak suka berkhianat.

4. Positive Thinking
Orang yang bersikap positif (positive thinking) selalu berusaha melihat
segala sesuatu dari kacamata positif, bahkan dalam situasi yang buruk
sekalipun. Dia lebih suka membicarakan kebaikan daripada keburukan orang
lain, lebih suka bicara mengenai harapan daripada keputusasaan, lebih suka
mencari solusi daripada frustasi, lebih suka memuji daripada mengecam, dan
sebagainya.

5. Keceriaan
Karena tidak semua orang dikaruniai temperamen ceria, maka keceriaan tidak
harus diartikan ekspresi wajah dan tubuh tapi sikap hati. Orang yang ceria
adalah orang yang bisa menikmati hidup, tidak suka mengeluh dan selalu
berusaha meraih kegembiraan. Dia bisa mentertawakan situasi, orang lain,
juga dirinya sendiri. Dia punya potensi untuk menghibur dan mendorong
semangat orang lain.

6. Bertanggung Jawab
Orang yang bertanggung jawab akan melaksanakan kewajibannya dengan
sungguh-sungguh. Kalau melakukan kesalahan, dia berani mengakuinya.
Ketika mengalami kegagalan, dia tidak akan mencari kambing hitam untuk
disalahkan. Bahkan kalau dia merasa kecewa dan sakit hati, dia tidak akan
menyalahkan siapapun. Dia menyadari bahwa dirinya sendirilah yang
bertanggung jawab atas apapun yang dialami dan dirasakannya.

7. Percaya Diri
Rasa percaya diri memungkinkan seseorang menerima dirinya sebagaimana
adanya, menghargai dirinya dan menghargai orang lain. Orang yang percaya
diri mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan dan situasi yang baru. Dia
tahu apa yang harus dilakukannya dan melakukannya dengan baik.

8. Kebesaran Jiwa
Kebesaran jiwa dapat dilihat dari kemampuan seseorang memaafkan orang lain.
Orang yang berjiwa besar tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh rasa benci
dan permusuhan. Ketika menghadapi masa- masa sukar dia tetap tegar, tidak
membiarkan dirinya hanyut dalam kesedihan dan keputusasaan.

9. Easy Going
Orang yang easy going menganggap hidup ini ringan. Dia tidak suka
membesar-besarkan masalah kecil. Bahkan berusaha mengecilkan masalah-
masalah besar. Dia tidak suka mengungkit masa lalu dan tidak mau khawatir
dengan masa depan. Dia tidak mau pusing dan stress dengan masalah-masalah
yang berada di luar kontrolnya.

10. Empati
Empati adalah sifat yang sangat mengagumkan. Orang yang berempati bukan saja
pendengar yang baik tapi juga bisa menempatkan diri pada posisi orang lain.
Ketika terjadi konflik dia selalu mencari jalan keluar terbaik bagi kedua
belah pihak, tidak suka memaksakan pendapat dan kehendaknya sendiri. Dia
selalu berusaha memahami dan mengerti orang lain.

Aku Ingin...

Assalamualaikum Warahmatullah

(Aku Ingin) Istriku bukan hanya yang senantiasa menjaga Auratnya, tetapi diapun juga menjaga interaksi dan sikapnya. Dia seseorang yang ramah dan penyayang namun dia tiidak suka berakrab-akrab dan mengakrabkan diri dengan yang asing baginya(bukan mahramnya). Dan diapun pencemburu tetapi bukan pencemburu buta - Zukhrufa Az-Zuhair

Allahuma Amiin...

Setidaknya akupun juga harus menjadi seperti apa yang dia lakukan kepada kehormatan dirinya...

Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028]. An-Nur:3

[1028]. Maksud ayat ini ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina, demikian pula sebaliknya.

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). ... An-Nur:27

Jumat, 29 Januari 2010

Catatan Adji' Prasetya: Let it go and go away..

16 April 2009 — rumahkayu
Senja hari. Semburat warna merah matahari menerangi langit.

KEHARUMAN teh menyebar dari tiga buah gelas yang terletak di meja teras rumah kayu. Sementara itu, dari halaman terdengar suara gelak tawa Pradipta dan Kuti yang sedang bermain bola berdua.

Dee duduk di teras, membaca tulisan suaminya entah untuk yang keberapa kalinya. Dia memang selalu menyukai tulisan Kuti, tetapi ada beberapa buah tulisan yang dibuat Kuti yang amat disukainya. Termasuk…

Dee menoleh mendengar suara- suara mendekat. Pradipta dan Kuti telah selesai bermain bola dan berjalan menuju teras. Dengan senang hati mereka menghampiri teh hangat dan martabak telur yang tersaji di atas meja.

“ Baca apa ‘yang? “ tanya Kuti menghampiri istrinya.

Dee tersenyum. “ Tulisanmu, “ jawabnya.

“ Indah sekali, “ lanjut Dee lagi.

Kuti tertawa. Telah diduganya jawaban sang istri tersebut. Sejak awal tulisan itu dibuat, Dee telah mengatakan bahwa dia menyukai tulisan tersebut. Dan Kuti tahu, Dee memiliki kebiasaan untuk membaca tulisan- tulisan yang disukainya lagi… lagi… dan lagi…

Perlahan, Kuti menghirup teh hangat dari gelasnya, sementara Dee masih membaca tulisan itu lagi, entah untuk yang ke berapa kalinya. Saat sedang membaca, telinga Dee lamat- lamat mendengar sebuah lagu lawas yang dinyanyikan Frank Sinatra

Walk away, please go before you throw your life away,
A life I could share for just a day.
We could have met some years ago. For your sake I’ll say,
Walk away, just go, walk away and live a life that’s full with no regret.
Don’t look back to me, just try to forget.
Why build a dream that cannot come true, so be strong,
Reach the stars now, walk away, walk on.
If I heard your voice, I’ll beg you to stay,
So don’t say a word, just run away.
Goodbye, my love, my tears will fall now that you’re gone,
I can’t help but cry but I must go on.
I’m sad that after searching so long,
Knew I love you but told you, walk away, walk on.

Mendengar kata- kata penutup lagu tersebut “walk away, walk on…” Dee tiba- tiba teringat sesuatu. Dia menatap kata- kata dalam tulisan Kuti yang sedari tadi dibacanya “Ketika hasrat dan harapan tak lagi selaras (dengan kenyataan) … “

“ ‘yang “ Dee menyapa Kuti

Kuti yang sedang menikmati teh hangatnya menoleh ke arah Dee.

“ ‘yang, “ kata Dee, “ kita kan sering sekali mendengar kalimat- kalimat pemberi semangat yang memotivasi seseorang saat menghadapi masalah, situasi yang tak diharapkan, ketika hasrat dan harapan tak selaras dengan kenyataan, untuk tetap menghadapi hal- hal tersebut dengan tabah dan kuat hati…”

Kuti mengangguk. Tentu saja dia pernah mendengar kalimat- kalimat seperti itu.

Dee menatap suaminya dan berkata, “ Ternyata sebenarnya… dalam hidup, tidak semua masalah harus dihadapi, tidak pada semua situasi tak enak seseorang harus bertahan menghadapi. Ada saat- saat dimana orang harus mengetahui kapan dia harus membiarkan sesuatu untuk berlalu. Kapan harus melangkah pergi… “

Kuti tersenyum, “ Walk away… seperti yang dikatakan lagu tadi, ya ? “

Dee mengangguk.

“ Konon ‘yang, sebetulnya semua orang pada dasarnya tidak ingin menyerah, tak ingin merasa gagal, tak suka pula jika harus korbankan sesuatu. Secara natural, begitulah biasanya yang dirasakan. “

“ Tapi, kadang- kadang ada situasi dimana layar lama harus ditutup agar layar baru dapat dikembangkan. Betul? “ tanya Kuti.

“ Betul, “ jawab istrinya. “ Ada banyak kondisi dimana seseorang harus menerima kenyataan bahwa bagaimanapun dia berusaha, sekuat apapun dia bertahan, tapi situasi tidak berubah menjadi lebih baik, dan keadaan begitu buruk dan terasa menekan, dan, pada titik itulah, seseorang harus berani untuk… “

“ Walk away ? “ Kuti melengkapi kalimat sang istri.

“ Ya, “ jawab Dee, “ Biarkan berlalu dan melangkah pergi saja — let it go… and walk away.”

“ Ada banyak saat dalam hidup dan kehidupan dimana tantangan yang dihadapi ternyata memang akan terlampau sulit untuk dilalui, atau tidak lagi realistis untuk terus bertahan. Dan saat itulah, pada keadaan semacam itu orang harus belajar untuk dapat mengambil keputusan untuk melangkah pergi. Pergi dengan kebanggaan dan harga diri tetap terpatri dalam diri…” lanjut Dee lagi.

“ Begitu ya? “ tanya Kuti

“ Begitu yang dikatakan Richard Templar dalam Rules of Life, “ jawab Dee, “ Tentu saja orang harus berjuang dalam hidupnya, juga harus berusaha bertahan menghadapi tantangan dan menguatkan hati untuk bertahan. Tapi ada pula saat ketika seseorang sampai pada suatu titik dimana demi kesehatan jiwa dan kebahagiaannya, yang perlu dilakukan adalah mengabaikan saja semuanya dan, itu tadi… melangkah pergi akan merupakan pilihan terbaik… “

“ Mmmm,. aku mengerti jalan pikiran sepeti itu, Dee, “ kata Kuti, “ Pada dasarnya tentu setiap orang ingin bertahan menghadapi situasi sulit. Tetapi pada situasi- situasi tertentu, bertahan hanya akan memperdalam tingkat stress seseorang, mungkin juga menyakitkan hati, atau mempengaruhi kesehatannya. Dalam hal seperti ini, melangkah pergi merupakan pilihan terbaik, ”

“Dan sebenarnya, ” lanjut Kuti, ” Melangkah pergi itu bukan semata- mata merupakan kekalahan atau menunjukkan kelemahan. Sebaliknya, hal tersebut justru menunjukkan kekuatan seseorang. Menunjukkan keberaniannya. Menunjukkan bahwa dia memilih untuk memegang kendali sendiri atas apa yang terjadi hidupnya, dan tidak membiarkan diri dikendalikan oleh situasi. “

Dee menganggkuk, menyepakati apa yang dikatakan suaminya. Seringkali orang menemukan titik- titik tertentu dalam hidupnya dimana dia harus berani membuat keputusan untuk melangkah pergi meninggalkan segala sesuatu yang membuatnya tertekan dan memberikan prioritas lebih dulu bagi kebahagiaannya sendiri.

Luka hati biasanya dapat disembuhkan oleh jarak dan waktu. Waktu akan bergulir dengan sendirinya tanpa manusia harus melakukan sesuatu. Maka, yang perlu dilakukan manusia adalah membuat jarak dengan masalah tersebut.

Dan, cara membuat jarak itu adalah dengan melangkah pergi.

Bukan karena lemah, tapi justru karena kuat…

Karena keinginan untuk tetap menjadi diri sendiri. Karena ingin tetap memegang kendali diri.

Karena meyakini ada bahagia seindah pelangi menanti di ujung jalan…

p.s. i love you

DAKWAH RASULULLAH SAW KETIKA DALAM PERJALANAN

Imam Ahmad telah memberitakan dari putera Sa'ad, sedang ayah Sa'ad sendiri yang menunjukkan jalan ke Rakubah (perjalanan di antara Makkah dengan Madinah). Berkata putera Sa'ad, bahwa ayahku telah menceritakan kepadaku, bahwa Rasulullah SAW bersama-sama dengan Abu Bakar ra. telah singgah di kampungku. Sebenarnya Abu Bakar ra. ingin melihat puterinya yang kecil sedang disusukan di kampung kami dan Rasulullah SAW pula inginkan jalan pendek ke Madinah. Berkata Sa'ad kepada Rasulullah SAW: "jalan melalui Rakubah ini ada dua orang perompak dari suku Aslam, dikenal orang dengan panggilan Dua yang terhina!, jika engkau ingin melalui jalan ini, kami akan menunjukkannya". Rasulullah SAW menjawab: "Tidak mengapa, tunjukkanlah jalannya kepada kami!". Berkata Sa'ad seterusnya: "Kami pun berjalan melalui Rakubah itu, dan apabila kami dilihat oleh dua orang perompak itu, salah seorang mereka berkata kepada temannya: "Ini orang dari Yaman, barangkali!". Apabila kita bertemu dua orang perompak itu, Rasulullah SAW pun menyeru mereka supaya masuk Islam, dijelaskannyalah kepada keduanya tentang agama yang diajarkannya. Akhirnya mereka berdua setuju dan memeluk Islam. "Siapa nama kamu berdua?" tanya Rasuluilah SAW "Nama kami?". Mereka tersenyum."orang panggil kami dua orang yang terhina! Barangkali kerana perbuatan kami yang jahat". "Tidak", jawab Rasuluilah SAW. "Tapi sekarang kamu berdua dipanggil sebagai dua orang yang dimuliakan, kerana telah dimuliakan oleh Islam. Kami sekarang hendak menuju Madinah. Nanti temui kami di Madinah!" Rasulullah SAW berpesan kepada mereka berdua.
(Musnad Ahmad 4:74; Majma'uz-Zawa'id 6:58)

Pohon Menjadi Saksi Pengislaman seorang Badui
Abu Abdullah An-Naisaburi (Hakim) telah memberitakan pula dari Ibnu Umar ra. katanya: Semasa kami bersama dengan Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, tiba-tiba kami ditemui oleh seorang Arab badui. Apabila kami berhampiran dengan badui itu, berkata Rasulullah SAW kepadanya: "Hendak ke mana, wahai teman?!". "Hendak kembali ke kampungku",jawab badui itu. "Mahukah engkau jika aku tunjukkanmu kepada yang baik?". "Apa itu?", tanya si badui. "Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah saja, yang Esa, tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad itu adalah hambanya dan UtusanNya",jawab Rasulullah SAW. "Siapa yang menjadi saksi atas apa yang engkau katakan itu?", tanya badui itu. "Engkau mahukan saksi? Engkau tak percaya kepadaku?!". "Ya, kerana aku tak kenal padamu!", jawab badui itu. "Baiklah", jawab Rasulullah SAW lagi. "Cukupkah jika pohon itu menjadi saksi?!", sambil beliau menunjuk kepada sebatang pohon yang berdekatan dengan karni. "Pohon menjadi saksi?", mata badui itu terbelalak, dia tertawa. Maka Rasulullah SAW pun memanggil pohon yang tumbuh di lereng lembah bukit itu supaya datang. Lalu pohon itu pun datang menyeret dirinya satu-satu hingga berdiri di hadapan badui itu. Dan beliau meminta kepadanya supaya menyaksikan bahwa apa yang dikatakan beliau itu adalah benar dan betul. Pohon itu lalu bersaksi dengan jelas, kemudian dia kembali semula ke tempatnya di lereng bukit itu. Orang badui itu terperanjat, dan tidak terkata-kata lagi. Kami juga merasa heran, namun begitu kami tahu yang berlaku itu adalah tanda mukjizat Rasulullah SAW. "Kalau begitu, aku percaya kepadamu!", jawab badui itu. Dia pun kembali ke kampungnya, sambil berkata, "Nanti, jika kaumku mengikutku, akan aku bawa mereka semua kepadamu". "Kalau tidak?". "Kalau tidak, aku sajalah yang akan datang kepadamu, dan duduk denganmu!"
(Al-Bidayah Wan-Nihayah 6:125; Majma'uz-Zawa'id 8:292)

Islamnya Buraidah bin Hasib ra.
Dan dari riwayat Ashim Al-Aslami yang dikeluarkan oleh Ibnu Sa'ad katanya: Apabila Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, beliau singgah di sebuah kampung bernama Chamim. Beliau bertemu dengan Buraidah bin Hashib lalu ia diajak Rasulullah SAW untuk memeluk Islam. Buraidah memeluk Islam bersama-sama dengan penduduk kampungnya, dan jumlah mereka sangat ramai, semuanya datang dari kurang lebih 80 rumah. Beliau bermalam di kampung itu, dan bersembahyang Isya' sedang penghuni kampung itu mengikutnya di belakang.
(Tabaqat Ibnu Sa'ad 4:242)

Mari jadikan dakwah sebagai jalan hidup kita......

PELAJARAN KISAH RASULULLAH DENGAN BUAH LIMAU

By: Ogy Febri Adlha
Rasulullah dan Buah Limau

Suatu Hari Rasulullah SAW didatangi oleh seorang wanita kafir. Ketika itu baginda bersama beberapa orang sahabat. Wanita itu membawa beberapa biji buah limau sebagai hadiah untuk Baginda. Cantik sungguh buahnya. Siapa terlihat pasti terliur. Baginda menerimanya dengan senyuman gembira.Hadiah itu dimakan oleh Baginda Rasulullah SAW seulas demi seulas dengan senyuman.

Biasanya Rasulullah SAW akan makan bersama para sahabat, namun kali ini tidak. Tidak seulas pun limau itu diberikan kepada mereka. Rasulullah SAW terus makan. Setiap kali dengan senyuman, hinggalah habis semua limau itu. Kemudian wanita itu meminta diri untuk pulang, diiringi ucapan terima kasih dari baginda. Sahabat-sahabat agak hairan dengan sikap Rasulullah SAW itu. Lalu mereka bertanya.

Dengan senyuman Rasulullah menjelaskan 'Tahukah kamu, sebenarnya buah limau itu terlalu masam semasa saya merasainya kali pertama. Kiranya kalian turut makan bersama, saya bimbang Ada di antara kalian akan mengenyitkan Mata atau memarahi wanita tersebut. Saya bimbang hatinya akan tersinggung. Sebab itu saya habiskan semuanya'.Begitulah akhlak Rasullullah SAW.

Baginda tidak akan memperkecil- kecilkan pemberian seseorang biarpun benda yang tidak baik, Dan dari orang yang bukan Islam pula.

"Selemah- lemah manusia ialah org yg tidak dapat mencari sahabat... Dan orang yg lebih lemah dari itu ialah orang yg menyianyiakan sahabat yang telah dicari dan berburuk sangka pula kepadanya"(-Sayidina Ali)

Daun-daun Peneduh dan Pelindung

Bagian teratas dan terluar dari sebuah pohon adalah daun. Daun tumbuh mengelilingi dan menutupi badan pohon. Daun muncul dari ranting-ranting dan tumbuh membentuk tajuk pohon. Bila bunga memiliki mahkota, maka mahkota bagi pohon adalah daunnya.

Daun memiliki banyak fungsi. Fungsi utama daun adalah menangkap sinar matahari dan karbondioksiada sebagai unsur utama pertumbuhan pohon disamping air. Daun sebagai pelindung bagian bawah pohon dan tanah dari gangguan luar seperti panas, butiran hujan dan badai. Daun memberi keteduhan karena ia mengeluarkan oksigen yang menyegarkan udara. Daun juga menyerap gas-gas yang berbahaya bagi manusia seperti karbondioksida (CO2), Nitrous Oksida (NOx), Sulfur Oksida (SOx) dan gas lain dan mengubahnya menjadi bahan berguna baginya dan lingkungan.

Sebagai pelindung, pohon membentangkan daunnya menutupi hampir seluruh badan pohon. Pohon laksana baju yang menutupi dan melindungi pohon dari lingkungan luar yang tidak nyaman. Tanpa daun, pohon seperti telanjang dan hilang keindahannya. Daun menahan air, menghambat kecepatan air dan menguapkan air ke udara untuk melindungi tanah dari terpaan butiran hujan. Dengan daun yang lebat, pohon akan menahan, membelokkan dan mengurangi kecepatan angin yang kencang sehingga tidak membahayakan bagian yang dilindunginya.

Sebagai peneduh, pohon menyediakan ranting dan daun lebat yang nyaman. Kita akan sangat nyaman berteduh dari panas dan hujan di bawah pohon. Saat terik matahari begitu menyengat, tempat yang paing nyaman adalah berteduh dibawah pohon. Ketika hujan deras mendera maka pohon rindang akan menjadi tujuan berteduh. Oksigen yang dikeluarkan dedaunan siang hari akan menambah kenyamanan siapa saja yang berteduh dibawah pohon.

Sebagai penyerap gas-gas beracun, pohon mempunyai daun pada posisi terluar untuk melindungi bagian lai pohon dan sekaligus menangkap gas-gas itu. Daun-daun pohon mempunyai daya tahan luar biasa untuk terpapar gas-gas beracun. Tak hanya diam, gas-gas beracun itu akan diserapnya dan diolah dalam tubuh pohon menjadi bahan berguna bagi dirinya. Lewat mekanisme tubuhnya, pohon menetralkan gas beracun menjadi gas yang aman bagi lingkungan. Hasil terbaik dari pengolahan gas beracun oleh pohon adalah oksigen yang dibutuhkan banyak makhluk hidup.

Daun pohon memiliki karakter sebagai pelindung, peneduh dan pengubah sesuatu yang berbahaya menjadi manfaat. Orang berkarakter seperti daun pohon pastilah orang yang sangat dibutuhkan oleh orang lain. Mungkin seorang sahabat, orangtua atau pemimpin .

Sebagai sahabat yang baik manusia bisa meniru daun-daun pohon yang membentangkan hatinya menerima keluhan, kesedihan dan curahan hati sesama. Ia bisa meneduhkan hati sekaligus menjadi pelindung bagi sahabat-sahabatnya. Bahkan ia rela berkorban, menjadi tameng untuk menepis dan menyelesaikan masalah sesama sahabat.

Orangtua pastilah memiliki karakter alamiah seperti daun-daun pohon. Ia peneduh bagi panasnya suasana hati anggota keluarga. Pelindung setiap saat hingga anak-anaknya merasa aman dan tenang. Saat keluarga mengalami permasalahan Ia lah yang mengambil peran terdepan dan memberikan solusi yang menyejukkan.

Pemimpin mempunyai peran pelindung saat anggotanya mendapat permasalahan. Pemimpin yang meneduhkan saat anggotanya mengalami tekanan batin. Pemimpin yang memeberi solusi ketika ada sesuatu yang membahayakan kelompok. Pemimpin yang senantiasa memberi kesegaran dan semangat bagi anggotanya agar senantiasa menopang kelompok secara bersama.

Setiap kita adalah pemimpin. Laki-laki minimal adalah pemimpin bagi anak dan istrinya. Perempuan paling tidak merupakan pemimpin bagi urusan rumah tangganya. Bagi pribadi, kita adalah pemimpin bagi seluruh potensi yang dikaruniakan Tuhan. Bahkan untuk badan kita yang sempurna ini, kita harus melindungi, memberi hak-haknya yang layak, menghindari bahaya dan memberi kesegaran setiap saat. Bila kita sebagai pemimpin telah memberi perlindungan, keteduhan, solusi, kesegaran dan semangat maka siapapun yang akan kita pimpin akan merasakan manfaat besar.

By:Achmad Siddik Thoha
siddikthoha@yahoo.com

Rabu, 27 Januari 2010

Kisah Penakluk Naga Bagikan

By: Nurdin Al Kahfi
_Disebuah kaki gunung terdapat sebuah padepokan dimana seorang guru bijak dan murid-muridnya menimba ilmu. Diantara sekian banyak murid ada satu murid yang sangat pemberani dan sangat setia kepada gurunya, ia tak pernah merasakan takut oleh suatu apapun dalam mengemban tugas sang guru.

_Pada suatu hari di panggilah si murid menghadap :

* G : "Hai muridku hari ini kutugaskan engkau untuk menaklukan seeokor naga dan bawalah kemari bola naga untukku."

Betapa girang si murid mendapatkan kepercayaan dari gurunya.
* M : "Baik guru tunjukan kearah mana aku dapat menemukan naga tersebut?"

* G : "Telusurilah sungai kecil di kaki gunung ini engkau akan temukan bola naga di muaranya"

* M : "Baik guru saya akan berangkat sekarang juga."



_Pergilah si murid menjalankan titah sang gurunya menelusuri sungai, berbagai rintangan ia hadapi yaitu derasnya aliran sungai dan batu-batuan, karena hutan disekelilingnya tidak bisa ia rambah, melalui anak sungai itulah ia terus menelusurinya. Pada suatu ketika ia menemukan seekor ular yang cukup besar "mungkin inilah naga yang guru maksudkan" gumamnya. Lalu ia bunuh ular tersebut dan dikorek isi perutnya, namun tidak ditemukan juga apa yang gurunya maksudkan. "oh mungkin ini anaknya saja.", ia menerukan perjalanan menelusuri sungai, namun naga tidak pernah ia temukan juga, hanya ular-ular kecil.

_Hatinya mulai gelisah berbagai persangkaan mulai timbul. "Mungkinkah guru yang selama ini aku percayai membohongiku, mungkin ia hendak mengusirku dengan cara yang halus atau mungkin sang naga sudah mati." Begitulah berbagai prasangkaan mulai timbul.

_Tak terasa sampailah ia dimuara sungai dan terlihatlah lautan luas ada didepan matanya. "Aku adalah murid yang setia dan aku tak akan gagal untuk kali ini, aku diperintahkan kemari untuk membawa apa yang guru perintahkan dan aku harus kembali untuk menyerahkan hasilnya, tidak mungkin guruku mengusirku dengan cara seperti ini."

_Ketika hari mulai gelap ia melihat seberkas cahaya dari dalam muara. "Oh inikah bola naga yang guru maksudkan." Lama ia mengamati benda dan sekelilingnya dengan sikap waspada. Lalu ia pun memutuskan untuk menyelam kedasar muara dengan penuh kehati-hatian takut diserang sang Naga karena mengambil bola naga. Namun setelah diraih benda tersebut apa yang ia khawatirkan ternyata tidak ia temui.

_Dalam perjalanan pulang ada rasa senang karena tidak menemukan rintangan yang berat adapula rasa kecewa karena tidak menemukan sang Naga bercampur menjadi satu, karena ia yakin dapat menaklukannya dengan kedigdayaan yang ia miliki, sehingga sangkaan seperti semula kembali timbul mengusik pikirannya, ia merasa tugasnya terlalu ringan daripada olah kanuragan yang selama ini ia pelajari dan mampu menghancurkan batu paling keras sekalipun dengan sekali pukulan.

_Dengan segudang prasangka yang berkecamuk sampailah di padepokan dan menghadap sang guru.

* M : "Wahai guruku aku telah membawa apa yang engkau perintahkan kepadaku."

* G : "Engkau telah membuktikan kesetiaanmu dan kau kembali lulus uji untuk kali ini, tapi aku melihat engkau kecewa. Utarakanlah apa yang menjadi kegelisahanmu."

* M : "Aku tidak menemukan Naga seperti apa yang guru ceritakan kepadaku."

* G : "Hmmm... begitu, baiklah temuilah aku di puncak gunung esok pagi, engkau akan tahu semuanya."



_Rasa penasaran yang belum habis ditambah lagi ajakan yang begitu berat, karena selama ini ia tahu belum ada seorang muridpun yang dapat menaklukan puncak gunung. Namun karena rasa penasaran akhirnya iapun memutuskan untuk berangkat saat itu juga.

_Dengan bersusah payah akhirnya sampai juga dipuncak gunung namun karena masih gelap iapun tidur terlelap. "Bangunlah wahai muridku" terdengar suara gurunya memanggil.

* G : "Kemarilah, akan kutunjukan apa yang kau risaukan.".

* G : "Lihatlah kebawah... itulah Naga yang kumaksudkan."



_Betapa terkejut sang murid melihat pemadangan dibawahnya, seolah melihat seekor naga yang terbujur kaku tergambar pada anak sungai yang ia lalui.

* M : "Apa maksudnya semua ini guru apa engkau mengutusku hanya untuk mengambil benda ini?"

* G : "Hari ini engkau telah menaklukan dua hal yang terbesar dalam hidupmu, pertama adalah pikiranmu bahwa apa yang engkau pikirkan bukanlah apa yang aku maksudkan. Kedua adalah nafsumu apa yang membuatmu gelisah telah engkau taklukan dengan membawa dirimu kemari."



_Sang murid kembali tertegun karena belum mengerti betul yang gurunya maksudkan. Dan sang guru menangkap kembali kegelisahannya, lalu kembali menjelaskan.

"Aku tahu diantara sekian banyak muridku engkau yang pemberani dan setia, namun aku cemas dengan keberaniamu karena kurang di dasari pemikiran logis dan perhitungan cermat. Untuk menaklukan anganmu adalah engkau harus menelusuri permasalahannya. Yang kutakutkan suatu saat engkau menghukum seseorang karena suatu hal yang tidak kau mengerti. Dan kesetiaan mulah yang membuatmu kembali kesini dan kau dapat membuktikan dan mengerti semua yang aku maksudkan. Aku tidak memerlukan batu naga itu, ambilah untukmu dibawah sana engkau akan menjadi kaya raya dengan batu itu. Tapi ingatlah arahkan hastratmu untuk tujuan yang baik yang akan mengarahkanmu kepada kebaikan sebagaimana hari ini engkau telah menerima pelajaran berharga dan barang berharga. Aku tidak mewarisi harta melainkan hanya ilmu, namun engkau telah mendapatkan keduanya karena ketulusanmu. Ingatlah bahwa untuk mendapatkan sesuatu engkau harus berjuang, jika aku berikan mandat yang tidak membuatmu tertarik niscaya engkau tidak sampai disini, aku tahu tugas yang pantas untukmu. Dan aku tidak menemukan orang lain yang pantas kuberikan mandat kecuali kamu. Aku hanya mau memberikan ilmu ini kepada orang yang setia, itulah hak preogratifku sebagai guru."

"Ketahuilah aku hanya menghendaki engkau untuk tidak takut kepada apapun untuk mengemban tugas, namun aku tidak menghendaki pula kekerasan. Gunakan keberanian dan kekuatanmu untuk mengemban tugas dan membela diri, jangan untuk menghakimi sesuatu yang tidak kau mengerti atau tidak kau terlusuri kepastiannya. Sedangkan ilmu kedigdayaan yang aku turunkan kepadamu belumlah seberapa namun aku cukupkan untukmu, suatu saat akan kuberikan kepadamu jika engkau turun kesana membawa kemaslahatan, aku akan mengawasimu dan melihat, apakah engkau pantas mendapatkan seluruh ilmuku."

"Kalau saja tugas ini aku berikan kepada murid lain pastilah akan membantahku, mereka akan menuntut bukti sebelum melaksanakan perintahku. Cukuplah aku perintahkan kepada orang yang mau menurutiku karena ada maksud yang kuinginkan sebagaimana kamu mempercayakan dirimu kepadaku selama ini. Pengujinya adalah apa yang ada pada dirimu, mereka yang menerima setengah hati aku pun memberikanya dengan setengah hati. Engkau tidak bodoh sebagaimana murid lain tuduhkan kepadamu, dimataku engkau memiliki keutamaan. Hari ini kucukupkan pelajaran untukmu dan turunlah untuk memberikan kemalsahatan. Pada saatnya nanti akan kuberikan apa yang menurutku pantas kuberikan kepadamu, jika engkau mampu membawa amanah yang telah aku percayakan kepadamu."

_Semoga kisah ini dapat dijadikan pelajaran, Begitulah sekiranya Alloh swt menguji seorang hamba dengan apa yang ada pada dirinya. Sesuatu yang ringan menjadi berat manakala enggan melaksanakan perintahNYA, karena ketakutan yang tidak mendasar atau keberanian, keyakinan yang konyol. Untuk mendapatkan sesuatu yang berharga (berat timbangannya) tentu dengan ujian yang menurut kita berharga juga (membebani).

Dimensi Waktu...

bY:Päwiét Cah Ndésa
Assalamu 'alaikum wr. wb.

mohon koreksi bila sekelumit tulisan berikut ada yang salah..
walaupun hanya sedemikian semoga bisa menjadi renungan buat kita semua..

Waktu adalah sebuah makhluk ciptaan Allah yang paling unik. Karenanya, Dia Maha Ada sebelum adanya semua makhluk di jagat raya ini, dan Maha Kekal serta Maha Abadi setelah hancur leburnya seluruh makhluk pada hari akhir (qiyamat nanti). Allah sudah ada sebelum `waktu` diciptakan, dan Dia akan tetap ada meskipun `waktu` sudah tak berlaku lagi. Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya, “Dialah yang Maha Pertama dan Maha Terakhir.” (al-Hadid:3)

“Allah bertanya, `Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab, Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.` Allah berfirman, `Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian benar-benar mengetahui.” [Al-Mu`minun: 112-114]

Dimensi waktu tidak berlaku pada Allah. Dia tidak mengenal adanya siang dan malam, masa sekarang, masa yang telah lewat maupun masa yang akan datang. Allah pun tidak berkembang, berkurang, menyusut ataupun berubah. Dia tidak mengenal masa kanak-kanak dan kemudian beranjak dewasa lalu akhirnya menjadi tua. Dia tidak berawal dan tidak berakhir.


Satu Berbanding Seribu

Al-Qur`an menjelaskan, Allah memberlakukan waktu yang berbeda atas tiap-tiap jenis makhluknya. Umpamanya, satu hari bagi malaikat Jibril As itu sama dengan 50 ribu tahun lamanya bagi makhluk yang bernama manusia. Al-Qur`an menerangkan hal ini dengan firman-Nya, “Para malaikat dan malaikat Jibril naik kepada Allah dalam sehari yang ukurannya sama dengan 50 ribu tahun (ukuran manusia).” (Al-Ma\'arij: 4)

Sementara itu, ayat lain menjelaskan, satu hari bagi para malaikat sama dengan seribu tahun lamanya bagi manusia. Sebagaimana firman-Nya, “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian urusan itu naik (dibawa oleh malaikat) kepadanya dalam satu hari, yang ukuran lamanya seribu tahun menurut perhitunganmu.” (as-Sajdah: 5)

Allah juga mengisyaratkan, “Sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (Al-Hajj:47)

Apabila seseorang meninggal dunia kemudian nanti dibangkitkan kembali, maka sebenarnya ia keluar dari satu lorong waktu ke lorong waktu yang lain. Oleh karena itu, sangat luar biasa bahwa ribuan tahun waktu yang dijalani oleh manusia, baik itu dalam kubur ataupun hidup di dunia yang fana ini, hal itu bagi Allah hanyalah satu hari atau sekejap saja.

Dalam hal ini, Allah juga telah mengisyaratkan dalam firman-Nya, “Dan pada hari terjadinya qiyamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja). Seperti itulah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Sedangkan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata kepada orang-orang kafir, “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, akan tetapi kamu selalu tidak meyakininya.” (Ar-Rum:55-56)

Di ayat lain Allah berfirman, “Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (dimana mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasiq.” (Al-Ahqaf: 35) Dalam ayat lain disebutkan hanya sebatas waktu sore atau pagi. (An-Naazi`aat:46)

Maka jelaslah sudah, bahwa berabad-abad lamanya kehidupan di dunia ini jika dibandingkan dengan saat kebangkitan dari kubur itu hanya satu hari, atau setengah hari dan bahkan hanya beberapa saat saja.

Semoga Kita Menjadi Lebih Baik..

Wassalamu'alaikum wr. wb.

RUQAYYAH BINTI RASULULLAH SAW.

Ruqayyah telah menikah dengan Utbah bin Abu lahab sebelum masa kenabian. Sebenarnya hat itu sangat tidak disukai oleh Khadijah ra.. Karena ia telah mengenal perilaku ibu Utbah, yaitu Umrnu jamil binti Harb, yang terkenal berperangai buruk dan jahat. ta khawatir putrinya akan memperoleh sifat-sifat buruk dari ibu mertuanya tersebut. Dan ketika Rasulullah SAW. telah diangkat menjadi Nabi, maka Abu Lahablah, orang yang paling memusuhi Rasulullah SAW. dan Islam. Abu Lahab telah banyak menghasut orang-orang Mekkah agar memusuhi Nabi SAW. dan para sahabat ra.. Begitu pufa istrinya, Ummu Jamil yang senantiasa berusaha mencelakakan Rasulullah SAW. dan memfitnahnya. Atas perilaku Abu lahab dan permusuhannya yang keras terhadap Rasulullah SAW., maka Allah telah menurunkan wahyu-Nya, 'Maka celakalah kedu,7 tangan Abu lahab, (Al lahab: 1) Setelah ayat ini turun, maka Abu lahab berkata kepada kedua orang putranya, Utbah dan Utaibah, 'Kepalaku tidak haial bagi kepalamu selama kamu tidak menceraikan Putri Muhammad.' Atas perintah bapaknya itu, maka Utbah mericeraikan istrinya tanpa alasan. Setelah bercerai dengan Utbah, kemudian Ruqayyah dinikahkan oleh Rasulullah SAW. dengan Utsman bin Affan ra.

Hati Ruqayyah pun berseri-seri dengan pernikahannya ini. Karena Utsman adalah seorang Muslim yang beriman teguh, berbudi luhur, tampan, kaya raya, dan dari golongan bangsawan Quraisy. Setelah pernikahan itu, penderitaan kaum muslimin bertambah berat, dengan tekanan dan penindasan dari kafirin Quraisy. Ketika semakin hari penderitaan kaum muslimin, termasuk keluarga Rasulutlah SAW. bertambah berat, maka dengan berat hati Nabi SAW. mengijinkan Utsman beserta keluarganya dan beberapa muslim lainnya untuk berhijrah ke negeri Habasyah. Ketika itu Rasulullah SAW. bersabda, 'Pergilah ke negeri Habasyah, karena di sana ada seorang raja yang terkenal baik budinya, tidak suka menganiaya siapapun, Di sana adalah bumi yang melindungi kebenaran. Pergilah kalian ke sana. Sehingga Allah akan membebaskan kalian dari penderitaan ini.'

Maka berangkatlah satu kafilah untuk berhijrah dengan diketuai oleh Utsman bin Affan ra. Rasulullah SAW. bersabda tentang mereka, Mereka adalah orang yang pertama kali hijrah karena Allah setelah Nabi Luth as.' Setibanya di Habasyah mereka memperoleh perlakuan yang sangat baik dari Raja Habasyah. Mereka hidup tenang dan tenteram, hingga datanglah berita bahwa keadaan kaum muslimin di Mekkah telah aman. Mendengar berita tersebut, disertai kerinduan kepada kampung halaman, maka Utsman memutuskan bahwa kafilah muslimin yang dipimpimnya itu akan kembali lagi ke kampung halamannya di Mekkah. Mereka pun kembali. Namun apa yang dijumpai adalah berbeda dengan apa yang mereka dengar ketika di Habasyah. Pada masa itu, mereka mendapati keadaan kaum muslimin yang mendapatkan penderitaan lebih parah lagi. Pembantaian dan penyiksaan atas kaum muslimin semakin meningkat. Sehingga rombongan ini tidak berani memasuki Mekkah pada siang hari. Ketika malam telah menyelimuti kota Mekkah, barulah mereka mengunjungi rumah masingmasing yang dirasa aman. Ruqayyah pun masuk ke rumahnya, melepas rindu terhadap orang tua dan saudara-saudaranya.

Namun ketika matanya beredar ke sekeliling rumah, ia tidak menjumpai satu sosok manusia yang sangat ia rindukan. la bertanya, 'Mana ibu?..... mana ibu?....' Saudara-saudaranya terdiam tidak menjawab. Maka Ruqayyah pun sadar, orang yang sangat berarti dalam hidupnya itu telah tiada. Ruqayyah menangis. Hatinya sangat bergetar, bumi pun rasanya berputar atas kepergiannya. Penderitaan hatinya, ternyata tidak berhenti sampai di situ. Tidak lama berselang, anak lelaki satu-satunya, yaitu Abdullah yang lahir ketika hijrah pertama, telah meninggal dunia pula. Padahal nama Abdullah adalah kunyah bagi Utsman ra., yaitu Abu Abdullah. Abdullah masih berusia dua tahun, ketika seekor ayam jantan mematuk mukanya sehingga mukanya bengkak, maka Allah mencabut nyawanya. Ruqayyah tidak mempunyai anak lagi setelah itu.

Dia hijrah ke Madinah setelah Rasulullah SAWj. hijrah. Ketika Rasulullah SAW. bersiap-siap untuk perang Badar, Ruqayyah jatuh sakit, sehingga Rasulullah SAW. menyuruh Utsman bin Affan agar tetap tinggal di Madinah untuk merawatnya. Namun maut telah menjemput Ruqayyah ketika Rasulullah SAW. masih berada di medan Badar pada bulan Ramadhan. Kemudian berita wafatnya ini dikabarkan oleh Zaid bin Haritsah ke Badar. Dan kemenangan kaum muslimin yang dibawa oleh Rasulullah SAW. beserta pasukannya dari Badar, ketika masuk ke kota Madinah, telah disambut dengan berita penguburan Ruqayyah ra. Pada saat wafatnya Ruqayyah, Rasulullah SAW. berkata, Bergabunglah dengan pendahulu kita, Utsman bin Maz'un.'

Para wanita menangisi kepergian Ruqayyah. Sehingga Umar bin Khattab ra. datang kepada para wanita itu dan memukuli mereka dengan cambuknya agar mereka tidak keterlaluan dalam menangisi jenazah Ruqayyah. Akan tetapi Rasulullah SAW. menahan tangan Umar ra. dan berkata, 'Biarkaniah mereka menangis, ya Umar. Tetapi hati-hatilah dengan bisikan syaitan. Yang datang dari hati dan mata adalah dari Allah dan merupakan rahmat. Yang datang dari tangan dan lidah adalah dari syaitan.'

By: Rini Ummu Fidah

Kekuatan Senyuman (kutipan dari salah satu bukunya Dale Carnegie).

Oleh : Agil Siswo Heksanto.

Setiap dari Anda ketika bertemu seseorang pasti akan lebih menyukai orang yg tersenyum kepada Anda dibanding yg bermuka ’masam’....kayak buah aja pake ”masam” segala :)

Dale Carnegie di tahun 30-an sudah sering mengadakan kursus-kursus pengembangan diri. Dan disalah satu pelajaran kursus, beliau meminta ribuan orang pebisnis untuk ”tersenyum” pada setiap jamnya ketika bertemu seseorang apapun kondisinya, kemudian peserta diminta menyampaikan hasilnya. Bagaimana hasilnya? Mari kita lihat....Salah satu peserta kursus bernama William B. Steindhart dari New York bercerita melalui sebuah suratnya.......

”Saya sudah berumah tangga selama lebih dari ’delapan belas tahun’, dan selama waktu itu, saya jarang sekali tersenyum pada istri saya, atau berbicara dua lusin kata padanya, mulai dari saya bangun sampai saya berangkat untuk bisnis. Saya adalah salah satu ’penggerutu terburuk’ yang pernah berjalan di Broadway.

”Ketika Anda meminta saya untuk berbicara tentang pengalaman saya sendiri dengan senyuman, saya pikir saya akan mencobanya selama seminggu. Maka esok paginya, ketika saya menyisir rambut, saya memandang wajah saya yang muram di cermin, dan berkata pada diri saya,”Bill Anda akan menghapus kesuraman milik Anda ini, hari ini. Anda akan tersenyum. Dan Anda akan memulainya saat ini. ’Begitu saya duduk bersantap pagi, saya menyapa istri saya dengan ”Selamat pagi, sayang,’ dan tersenyum ketika mengucapkannya.

Anda memperingatkan saya bahwa istri saya mungkin ’tercengang’. Nah, Anda meremehkan reaksinya. Dia...kebingungan. Dia terkejut. Saya sampaikan kepadanya, bahwa untuk selanjutnya dia bisa mengharapkan ’sikap ini’ sebagai peristiwa tetap, dan saya terus melakukannya setiap pagi.

”Perubahan sikap saya ini membawa lebih banyak kebahagiaan dalam rumah tangga kami, dalam dua bulan sejak saya memulainya, dibandingkan tahun lalu.”

”Begitu saya berangkat ke kantor, saya menyapa operator lift di apartemen kami dengan ’Selamat pagi’ dan seulas senyuman. Saya menyapa penjaga pintu dengan senyuman. Saya tersenyum pada kasir yang berada dikios jalan saat saya minta uang kembalian. Ketika saya berdiri dilantai bursa saham, saya tersenyum pada orang-orang yang hingga kini belum pernah melihat saya tersenyum sebelumnya.

”Saya segera menjadi tahu bahwa setiap orang akan membalas senyum saya. Saya memperlakukan mereka yang datang pada saya membawa keluhan dan masalah, dengan sekiap riang. Saya tersenyum tatkala saya mendengarkan mereka, dan saya jadi tahu bahwa ternyata jalan keluarnya dicapai dengan lebih mudah. Saya menjadi tahu bahwa senyuman telah memberi saya dolar...dolar....dolar yang banyak setiap harinya.
”Saya berbagi kantor denga seorang pialang saham lain. Salah satu dari pegawainya adalah seorang anak muda yang menyenangkan, dan saya sangat senang dengan hasil yang saya peroleh dari filsafat saya yang baru dalam hubungan manusia, filsafat ini saya sampaikan padanya baru-baru ini. Kemudian dia mengakui bahwa pada saat pertama kali saya datang untuk berbagi kantor dengan perusahaannya, dia melihat saya sebagai penggerutu yang parah – dan hanya baru-baru ini saja dia mengubah pendapatnya tentang saya. Dia bilang saya ”benar-benar manusia” apabila saya tersenyum.

"Senyum adalah IBADAH...benar2 banyak sekali hikmahnya bagi yang melakukan"
Bagaimana kisah diatas menarik bukan ??? Tapi akan lebih bermanfaat ketika Saya dan Anda berusaha melakukannya. Anda tidak ingin tersenyum dengan 1001 alasan??? Mengapa? Ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, paksa diri Anda untuk tersenyum. Kedua, kalau Anda seorang diri, paksa diri Anda untuk bersiul atau mendendangkan sebuah nyanyian ceria. Bersikaplah seolah-olah Anda selalu bahagia dalam kondisi apapun juga....tapi tersenyumlah disaat yang TEPAT bukan asal senyam-senyum sendiri.... :D

Kisah Pohon Apel

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. “Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu. “Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi,” jawab anak lelaki itu.”Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”

Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu.” Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita.

Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu
kembali sedih. Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. “Ayo bermain-main denganku lagi,” kata pohon apel. “Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu. “Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?” Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu,” kata pohon apel. Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.”Ayo bermain-main lagi denganku,” kata pohon apel.”Aku sedih,” kata anak lelaki itu.”Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”

“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah.”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. “Maaf anakku,” kata pohon apel itu. “Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.” “Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu,” jawab anak lelaki itu.

“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat,” kata pohon apel.”Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu,” jawab anak lelaki itu.”Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini,” kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.

“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,” kata anak lelaki. “Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.” “Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.” Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

NOTE :

Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah
bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita
memperlakukan orang tua kita.

Dan, yang terpenting: cintailah orang tua kita. Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; danberterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita.

Sumber : Safruddin in My Inspiration

Selasa, 26 Januari 2010

Alam Kubur..

Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa' bin Aazib r.a. berkata: "Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: "Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.". Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali."
Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: "Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan Allah dan ridhaNya."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: "Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan titisan dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang harum ini?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrbun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: "Catatlah suratnya di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya." Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: "Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Agamaku Islam" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Dia utusan Allah". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya" Maka terdengar suara: "Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata." Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: "Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu." Lalu bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Saya amalmu yang baik." Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku."

Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: "Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah." Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: "Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?" Dijawab: "Roh fulan bin fulan." dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: "Laa tufattahu lahum abwabus samaa'i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath." (Yang Bermaksud) "Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum."

Kemudian diperintahkan: "Tulislah orang itu dalam sijjin." Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat "Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama'i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq." (Yang bermaksud) "Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar helang atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam."

Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: ""Siapa Tuhanmu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Apakah agamamu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Ditanya lagi: "Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?" Dijawab: "Saya tidak tahu". Lalu ditanya: "Bagaimanakah kamu mengetahui itu?" Maka dijawab: "Saya tidak tahu" Maka terdengar suara seruan dari langit: "Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan rosak tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: "Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu." Lalu ia bertanya: "Siapakah kau?" Jawabnya: "Aku amalmu yang jelek." Lalu ia berkata: "Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat."

Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Seorang mukmin jika sakaratulmaut didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: "Ya ayyatuhannafsul muth ma'innatur ji'i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah." (Yang bermaksud) "Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah." Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa keilliyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: "Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa kesijjin."

Alfaqih Abu Ja'far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: "Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang."

dikutip dari : http://tanbihul_ghafilin.tripod.com/siksaalamkubur.htm

Semoga Kita Menjadi Lebih Baik ...

BELAJAR DENGAN ADIK KECIL

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Perbanyaklah kenalan orang-orang fakir miskin dan berbudilah kepada mereka karena mereka kelak akan mendapat kekuasaan." Sahabat bertanya: "Apakah kekuasaan mereka, ya Rasulullah?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Bila tiba hari kiamat maka dikatakan kepada mereka: "Perhatikan siapa yang dahulu pernah memberimu makanan atau minuman seteguk atau sehelai baju, maka peganglah tangannya dan tuntunlah ke surga."


Di suatu sore hari pada saat aku pulang kantor dengan mengendarai sepeda motor, aku disuguhkan suatu drama kecil yang sangat menarik, seorang anak kecil berumur lebih kurang sepuluh tahun dengan sangat sigapnya menyalip disela-sela kepadatan kendaraan di sebuah lampu merah perempatan jalan di Jakarta .

Dengan membawa bungkusan yang cukup banyak diayunkannya sepeda berwarna biru muda, sambil membagikan bungkusan tersebut ,ia menyapa akrab setiap orang, dari tukang koran , penyapu jalan, tuna wisma sampai Pak Polisi.

Pemandangan ini membuatku tertarik, pikiran ku langsung melayang membayangkan apa yang diberikan si anak kecil tersebut dengan bungkusannya, apakah dia berjualan ? “Kalau dia berjualan apa mungkin seorang tuna wisma menjadi langganan tetapnya atau…??, untuk membunuh rasa penasaran ku, aku pun membuntuti si anak kecil tersebut sampai di sebrang jalan , setelah itu aku langsung menyapa anak tersebut untuk aku ajak berbincang-bincang.

”Dek, boleh kakak bertanya ?” tanyaku.

“Silahkan kak.” Jawab adik kecil.

“Kalau boleh tahu yang barusan Adik bagikan ketukang koran, tukang sapu, peminta-minta bahkan pak polisi, itu apa ?” tanyaku dengan heran.

“Oh… itu bungkusan nasi dan sedikit lauk kak… memang kenapa kak?” dengan sedikit heran , sambil ia balik bertanya.

”Oh... tidak! Kakak Cuma tertarik cara kamu membagikan bungkusan itu, kelihatan kamu sudah terbiasa dan cukup akrab dengan mereka. Apa kamu sudah lama kenal dengan mereka?”

Lalu ,Adik kecil ini mulai bercerita, “Dulu … aku dan ibuku sama seperti mereka hanya seorang tuna wisma, setiap hari bekerja hanya mengharapkan belaskasihan banyak orang, dan seperti kakak ketahui hidup di Jakarta begitu sulit, sampai kami sering tidak makan, waktu siang hari kami kepanasan dan waktu malam hari kami kedinginan ditambah lagi pada musim hujan kami sering kehujanan.”

“Apabila kami mengingat waktu dulu… kami sangat-sangat sedih , namun setelah ibuku membuka warung nasi, kehidupan keluarga kami mulai membaik. Maka dari itu ibu selalu mengingatkanku, bahwa masih banyak orang yang susah seperti kita dulu , jadi kalau saat ini kita diberi rejeki yang cukup , kenapa kita tidak dapat berbagi kepada mereka.”

”Yang ibu ku selalu katakan ‘hidup harus berarti buat banyak orang ‘, karena pada saat kita kembali kepada Sang Pencipta tidak ada yang kita bawa, hanya satu yang kita bawa yaitu Kasih kepada sesama serta Amal dan Perbuatan baik kita , kalau hari ini kita bisa mengamalkan sesuatu yang baik buat banyak orang , kenapa kita harus tunda.”


”Karena menurut ibuku umur manusia terlalu singkat , hari ini kita memiliki segalanya, namun satu jam kemudian atau besok kita dipanggil Sang Pencipta, apa yang kita bawa?”

Kata-kata adik kecil ini sangat menusuk hatiku, saat itu juga aku merasa menjadi orang yang tidak berguna, bahkan aku merasa tidak lebih dari seonggok sampah yang tidak ada gunanya,dibandingkan adik kecil ini.

Aku yang selama ini merasa menjadi orang hebat dengan pendidikan dan jabatan tinggi, namun untuk hal seperti ini, aku merasa lebih bodoh dari anak kecil ini, aku malu dan sangat malu. Ya.. Tuhan, Ampuni aku, ternyata kekayaan, kehebatan dan jabatan tidak mengantarku kepada Mu.

Hanya Kasih yang sempurna serta Iman dan Pengharapan kepada-Mu lah yang dapat mengiringiku masuk ke Surga. Terima kasih adik kecil, kamu adalah malaikat ku yang menyadarkan aku dari tidur nyenyakku.

....Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.
Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Ia tidak bersuka cita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan...

Janganlah ragu , mulailah dari sekarang membiasakan diri berbagi dan memberi walaupun itu untuk perkara-perkara kecil ....
MALULAH kita kepada ALLAH , berapa besar rizki yang DIA berikan untuk kita dan BERAPA BANYAK yang kita berikan untuk NYA ....?

Sudahkah kita bersedekah hari ini ? Mari Kita ABADIKAN YANG TERSISA dengan SEDEKAH bersama Rumah Yatim Indonesia

Rekening Rumah Yatim Indonesia :

Bank BCA :
230.38888 96 atas nama Yayasan BANTU (Recomended)
230.0300 807 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MANDIRI :
156.0003296409 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank MUAMALAT :
305.00116.15 atas nama Yayasan Husnul Khotimah

Bank BNI :
0184300117 atas nama Muhammad Aly (Ust.Aly/Pimpinan)

Bank BRI :
1169-01-001027-50-5 atas nama Muhammad Aly

Jika Anda Ingin Konfirmasi Silahkan SMS ke 081313999801 / 087885554556 / 088211065485 / 0265-9219082 ( Ust.Aly )


Oleh : Laila Nurul Muna http://www.rumah-yatim-indonesia.org

CARA MENGUBAH NASIB DENGAN BANYAK BERBUAT KEBAJIKAN

Pada waktu dinasti Ming ada seorang yang “Pandai” memperbaiki nasib
dirinya. Namanya Yuen Liauw Fan. Dengan cara tak henti-hentinya melakukan kebajikan ia telah merubah nasibnya yang “Beru?sia Pendek”. “Tak berketurunan” dan “Tidak Berpangkat Tinggi”, hingga kelak ia menjadi seorang teladan bagi yang hendak memperbaiki nasib.
Yuen Liauw Fan adalah orang Tiongkok Selatan. Pada masa muda hidupnya sangatlah miskin, nafkahnya didapatkan dari ketabiban. Suatu hari ia pergi ke kuil Tse Yin She dimana ia bertemu dengan seorang yang sudah tua, yang bermarga Khong. Orangnya berwajah luar biasa seperti dewa dan ternyata pandai nujum. Lalu tuan Yuen mengundang bapak tua ini ke rumahnya. Pertama anggota keluarganya yang diramal. Ternyata sangat cocok. Barulah giliran dirinya sendiri. Bapak Khong ini ternyata sedikitpun tidak ceroboh, ia ramalkan bahwa tuan Yuen pada ujian di kabupaten akan mendapat nomor (ranking) ke 14, pada ujian di tingkat propinsi menduduki ranking ke 71, pada tingkat nasional menduduki ranking ke 9, namun ia hanya berpangkat kecil selama 3 tahun, usianya akan berakhir pada tanggal 4 bulan delapan ketika ia mencapai umur 53 tahun dan tak memperoleh anak.
Pada tahun kedua, semua tingkat ujian yang diramalkan ternyata cocok sekali. Telah lewat lagi 20 tahun, semua yang baik maupun yang buruk yang diramalkan oleh pertapa Khong tak ada yang meleset. Karenanya tuan Yuen sangat yakin dan percaya bahwa semua keberuntungan dan kenaasan dalam hidup manusia telah ditakdirkan, sedikitpun tak dapat dipaksakan. Selanjutnya ia tidak lagi berilusi, segalanya ia pasrahkan pada nasibnya. Akhirnya karena suatu urusan penting tuan Yuen pergi ke gunung Lew Shia dekat Nan King, dimana ia bertemu dengan seorang rahib Yin Ku Tan Se. Beliau telah menjelaskan teNtang Hukum Karma, diterangkan pula tentang “Nasib kusendiri yang buat, rejeki kusendiri yang mohon”. Dan beliau menganjurkan serta mendorong tuan Yuen janganlah menjadi si kerdil yang pasrah pada nasib.
Setelah mendapatkan penjelasan dan Yin Ku Tan Se, tuan Yuen sadar akan dirinya. Ia bertekad merubah nasib buruknya, sehingga ia berlutut di hadapan patung Buddha. Dengan sujud ia mengakui semua dosa-dosanya dan berjanji akan merubahnya, kemudian ia berjanji akan melakukan 3000 buah kebajikan dan mohon kenaikan pangkat. Selanjutnya ia mencatat semua kebajikan dan kejahatan yang dilakukan.
Tidak sampai 2 tahun walaupun 3000 buah kebajikan belum tercapai, dia sudah mendapat kenaikan pangkat. Sekarang fakta membuktikan bahwa ramalan pertapa Khong tidak lagi tepat. Namun tuan Yuen kurang tekun melakukan amalnya. Setelah lewat 10 tahun ke 3000 buah amal kebajikan baru tercapai dan ia telah mendapat kenaikan pangkat lagi. Hal ini telah menyadarkannya akan keuntungan memupuk dan melakukan kebajikan. Karena itu ia bersumpah akan melakukan lagi amal kebajikan sebanyak 3000 buah, mohon dikaruniai anak. Dan benar, belum lagi setahun isterinya melahirkan seorang putra. Isterinyapun sangat bijaksana, dengan rajin membantu suaminya menolong fakir miskin, atau melepaskan makhluk hidup, tiap hari rajin membaca Keng, meluaskan amal kebaikan, terkadang dalam satu hari bisa mencapai 10 buah kebajikan yang dilakukan, sehingga 3000 buah amal kebajikan tidak sampai 3 tahun telah terpenuhi. Selanjutnya mereka meneruskan amal kebajikan hingga mencapai sepuluh ribu buah lebih. Tanpa memohon perpanjangan usia, ternyata usianya telah mencapai 74 tahun dan putranya telah lulus sarjana, menjabat pangkat penting dalam propinsi.
Demikianlah kisah nyata tuan Yuen yang berani bertobat dan dalam jangka panjang tidak berhenti melakukan amal kebajikan hingga dapat merubah “Nasib Buruk” yang telah ditakdirkan. Ini merupakan cermin bagi orang-orang masa kini dan selanjutnya untuk mempelajari tentang Nasib, sekaligus membuktikan bahwa dengan rajin melakukan kebajikan dapat menciptakan nasib baru bagi dirinya sendiri.


Semoga bermanfaat.
sumber : 4 ajaran Liao Fan
diambil dari hasil postingan
http://www.wihara.com/forum/topik-umum/5613-mengubah-nasib.html

USKUP PERANCIS : KENAPA MASJID PENUH DAN GEREJA KOSONG???

dakwatuna.com - Paris, setelah kurang dari satu bulan adanya warning dari salah seorang pendeta Vatikan, berupa issu apa yang mereka sebut sebagai “Islamisasi Eropa”, di Perancis diadakan kegiatan Pertemuan Akbar Umat Masehi di bawah koordinasi Gereja Katholik, dengan agenda mengkaji Islam, upaya pengenalan Islam, sejarah dan peradabannya. Di tengah-tengah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh beberapa uskup, tentang sebab kenapa masjid selalu penuh dengan orang shalat, sedangkan gereja kosong dari orang beribadah di Eropa secara umum.

Gereja Katholik merasa perhatian dengan adanya fenomena tersebar dan meluasnya Islam, berkembangnya pemeluk agama Islam secara pesat di Perancis dan Eropa.

Yang membuat mereka tambah heran adalah, tempat diadakannya kegiatan itu, ternyata melewati sebuah masjid kecil yang penuh dengan jama’ah Jum’atan. Di situ dikumandangkan khutbah dan selanjutnya didirikannya shalat Jum’at.

Perhelatan akbar itu diikuti sekitar 40 uskup dari seluruh penjuru Perancis. Salah seorang uskup berkomentar, bahwa pertanyaan seputar berkembangnya Islam secara pesat sudah ada semenjak beberapa tahun lalu, dan pentanyaan itu adalah, apa rahasia masjid penuh di Perancis, berbeda sama sekali dengan kondisi Gereja yang malah dijauhi?!

SEKULARISASI ADALAH SEBABNYA

Kajian seputar mengapa orang Perancis meninggalkan gereja, telah diungkapkan oleh seorang uskup, Michal. Ia berkata: “Fenomena ini bukanlah hal baru, karena ini berkaitan erat dengan sejarah permusuhan panjang antara negara dan gereja, di mana dalam banyak periode yang panjang, gereja dipinggirkan peranannya dalam kehidupan secara umum.”

Sebagaimana juga masyarakat Perancis lebih cenderung sekular, memisahkan agama dengan kehidupan atau negara.

Para peserta sepakat bahwa masjid-masjid di Perancis mejadi bukti penerimaan luar biasa masyarakat Perancis, dan itu tidak hanya dari kalangan imigran, justeru banyak juga dari orang-orang Perancis asli dari generasi ke dua atau ke tiga, yang mereka sama sekali tidak bisa berbahasa Arab.

Data statistik resmi Pemerintah Perancis menyebutkan bahwa jumlah orang yang kembali dan masuk ke agama Islam di Perancis sampai sekarang ada lima puluh (50) ribu orang, sedangkan total muslim Perancis ada enam (6) juta jiwa.

PELATARAN SEBAGAI BUKTI

Bukti jelas bahwa masjid mendapat penerimaan yang luar biasa dari masyarakat Perancis adalah tidak tertampungnya jama’ah shalat Jum’at di masjid, sehingga harus digelas tikar dan sajadah sampai ke luar area masjid, dan ini kadang menyulitkan samping kiri-kanan lingkungan masjid.

Haji Mamdu Ibrahim, salah seorang pengelola masjid “Al Fath” mengatakan bahwa setiap hari Jum’at kami harus menggelar tikar di luar area masjid dikarenakan jumlah jama’ah shalat Jum’at tidak tertampung lagi. Kondisi ini menyebabkan pemilik tempat sekitar masjid komplain.”

Ketua Persatuan Organisasi-organisasi Islam di Perancis, Ibriz menguatkan bahwa, “Tidak diragukan lagi adanya penerimaan luar biasa terhadap Islam di Benua Eropa, ini menandakan bahwa Islam sangat diterima dan mampu meyakinkan masyarakat, meskipun Islam sendiri diterpa issu penodaan dan pelecehan.”

Jumlah masjid di Perancis sekitar seribu lima ratus (1500) masjid. Data dari organisasi muslim di Perancis menunjukka bahwa jumlah umat Islam di Benua Eropa mendekati tiga puluh delapan (38) juta muslim Eropa, sekitar sepuluh persen (10%) total penduduk Eropa. (io/ut)

http://www.dakwatuna.com/2008/uskup-peranciskenapa-masjid-penuh-dan-gereja-kosong/

BUKTI NYATA CONTOH KEHIDUPAN BI'AH AGAMA YANG HIDUP...DENGAN KONSEP MINHAJUN NUBUWWAH JIHAD DAKWAH KHURUJ FISABILILLAH

I am The Winner (motifasi menghadapi ujian atau UAN)

Seorang pecundang akan berkata “Ini mungkin, tapi sulit” sedangkan seorang pemenang akan berkata “Ini sulit, tapi mungkin”
Sekarang kita tinggal memilih, kita akan menjadi siapa? Seorang pecundang atau seorang pemenang? Seorang pecundang yang hanya dengan melihat saja sudah menyerah, pasang kuda – kuda dan dalam hitungan ketiga lari menjauh. Seorang pecundang yang patah semangat, hilang kepercayaan diri, takut, dan percaya bahwa apa yang dilakukan akan percuma saja bahkan gatot (gagal total). Ataukah seorang pemenang, seorang pemenang yang percaya bahwa dia akan berhasil, dengan semangat, usaha, kerja keras, dan do’a dia percaya mampu menaklukkan dunia. Selanjutnya? Terserah anda!

Penulis yakin bahwa semua akan memilih menjadi seorang pemenang, karena memilih menjadi pemenang atau pecundang tidak sulit, sangat mudah hanya dengan memilih. Namun dalam pelaksanaan sulit untuk diterapkan.

Hidup adalah sumber masalah, pertempuran atau bahakan medan perang yang tidak akan pernah berhenti. Sejak kita lahir hingga membaca tulisan ini, semuanya pertempuran. Pertempuran melawan ketidakmampuan, ketidakberdayaan, dan juga pertempuran melawan ketidak maha tahuan kita.

Kita tercipta menjadi seorang pemenang sayangnya kita sendiri menjadikan diri kita seorang pecundang. Bagaimana tidak waktu kita kecil kita tidak mampu berbuat apa – apa, yang bisa kita lakukan hanya menangis. Lihatlah diri kita sekarang, kita bisa berjalan bahkan berlari, kita bisa makan bahkan membuat makanan, kita bisa berbicara bahkan bernyanyi. Coba banyangkan apa yang akan terjadi apabila sejak kita terlahir kita menjadi seorang pecundang yang takut belajar berjalan karena takut jatuh, yang takut makan sendiri karena takut belepotan dan ketakutan – ketakutan yang lain. Mungkin manusia akan punah karena tak mampu berbuat apa – apa.

Apabila kita tercipta menjadi seorang pemenang, mengapa kita rubah diri kita menjadi seorang pecundang. Pecundang yang mencari kambing hitam atas kesalahannya, pecundang yang bila diberi penghalang akan berbalik arah, pecundang yang selalu mencari jalan pintas atas semua kesulitan, pecundang yang ingin sukses tanpa kerja keras dan pecundang yang selalu menunggu keajaiban turun dari langit.
Salah satu rintangan akan kita hadapi [UAS, UAN, Ujian semester], satu rintangan yang sangat mudah dibandingkan rintangan – rintangan yang akan kita hadapi dihari yang akan datang. Inilah saatnya kita menentukan menjadi siapakah kita? Seorang pecundang atau menjadi seorang pemenang? Pemenang yang dengan sepenuh hati percaya bahwa dia akan menang, pemenang yang sadar bahwa keajaiban tidak datang dengan sendirinya melainkan dengan usaha dan kerja keras, pemenang yang tidak akan berbalik arah hanya karena ada penghalang didepannya, pemenang yang tidak akan bingung tuk mencari jalan pintas karena dia tahu dia berada di jalan yang benar, pemenang yang selalu menambah bekalnya untuk menemani perjalanannya, dan pemenang yang tidak akan membohongi diri sendiri dan orang lain tuk berbuat curang.

Jika kita memilih menjadi pemenang, masih ada waktu tuk menyiapkan semua bekal, masih ada waktu tuk menyingkirkan semua rintangan, masih ada waktu tuk mengubah pikiran kita terutama tentang apa yang kita pikirkan tentang diri kita.

And the last:
U ar what u think! So, u must believe that u ar the winner!! If u believe it, u’ll be the big winner!!
S’mangat!!

By:Muh Aditya M

Cerita, "Secangkir teh pembawa sial"

"Renungan : 90 % vs 10 %" By: Purwo Sucahyo

Assalamu'alaikum

Sahabat CCM, mungkin hal-hal ini pernah atau sering terjadi dalam kehidupan kita. Seperti kisah berikut ini.

Cerita, "Secangkir teh pembawa sial"

tak seperti biasa sebut saja Budi (bukan nama sebenarnya) memulai harinya dengan wajah yang lesu. Semalam ia harus menyelesaikan tugas matakuliah karena memang esok adalah hari terakhir mengumpulkannya. Raut lesu dan sayup terlihat jelas karena baru jam 3 pagi ia baru bisa terlelap.Padahal jadwal kuliah dimulai pukul delapan pagi.

Pagi itu, sang ibu yang memaksa Budi untuk bangun dan tak lupa ibunya menyiapkan sarapan ala kadarnya untuk keluarga. Menjadi kebiasaan dikala pagi, Budi sekeluarga sarapan bersama.

Namun, tak disangka pagi itu, saat sarapan, adik perempuannya menumpahkan secangkir teh tepat disamping Budi. Tak pelak Budi terhenyak, dan segala umpatan dan emosi keluar dari mulut Budi. Akibatnya sang adik pun menangis dan menyebabkan ketinggalan naik bis sekolah. Budi pun terpaksa harus mengantar adiknya karena jarak sekolahnya cukup jauh.

Kegiatan yang semula direncanakan mulai berantakan. Budi pun harus merelakan waktunya untuk mengantarkan adik. Di jalan ia memacu laju kendaraannya begitu cepat dan berbahaya.Namun sayang,jam sekolah telah dimulai dan adiknya pun dianggap telat oleh gurunya.

Hari itu menjadi hari terburuk Budi. Berawal dari teh yang tumpah,seakan-akan menjadi kutukan dalam kejadian-kejadian berikutnya. Sang adik telat, ia pun juga. Bahkan yang lebih parah, Budi kena tilang karena menerobos lampu lalulintas dan mengendarai motor melampaui batas kecepatan.
"kalau tau begini, tadi gak usah sarapan saja,," begitulah ungkapan sesal Budi.


***

Sahabatku, apa yang telah terjadi diatas, atau mungkin dengan versi yang berbeda dengan apa yang kita alami sehari-hari adalah wujud dari ketidaksempurnaan kita untuk menguasai apa yang/akan kita lakukan.

Sahabatku, bukanlah salah karena Budi ditakdirkan menerima tumpahan teh dari adiknya namun reaksi setelah itu yang menjadi penentu kenapa Budi bernasib buruk.

"10% kehidupan dibuat oleh hal-hal yang terjadi terhadap kita."
"90% kehidupan ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi/memberi respon."

Kita sungguh-sungguh tidak dapat mengontrol 10% kejadian-kejadian yang menimpa kita. Kita tidak dapat mencegah kerusakan mobil. Pesawat mungkin terlambat, dan mengacaukan seluruh jadwal kita. Seorang supir mungkin menyalip kita di tengah kemacetan lalu-lintas. dan Kita tidak punya kontrol atas hal yang 10% ini.

Namun yang 90% lagi berbeda. itu adalah reaksi kita. Kita tidak dapat mengontrol lampu merah, tapi dapat mengontrol reaksi kita. Kita tidak dapat mengontrol jatuhnya sebuah cangkir, namun kita dapat mengendalikan reaksi! kita!

Kenapa Budi?
Karena reaksinya pagi itu.

Kenapa hari nya buruk?
a) Karena secangkir teh yang tumpah?
b) Kecerobohan adiknya?
c) Polisi yang menilang?
d) Karena dirinya sendiri?

Jawaban-nya adalah D.

Budi tidak dapat mengendalikan tumpahnya teh itu. Namun bagaimana reaksi-nya 5 detik kemudian itu, yang menyebabkan harinya menjadi buruk.

Ini yang mungkin terjadi jika ia bereaksi dengan cara yang berbeda.

Teh tumpah di kemejanya. Adiknya sudah siap menangis. namun ia bisa dengan Lembut berkata : "Tidak apa-apa sayang/adik, lain kali kamu lebih hati-hati ya".

Budi pergi mengganti kemeja dengan tenang dan melihat sang adik sedang naik ke dalam bus sekolah. Budi dapat tiba di kampus 5 menit lebih awal karena tidak perlu berurusan dengan polisi, dan dengan riang Menyalami para kawan..

Lihat perbedaannya. Dua skenario yang berbeda. Keduanya dimulai dari hal yang sama, tapi berakhir dengan hal yang berbeda.

Kenapa?
Karena REAKSI kita. Sungguh kita tidak dapat mengontrol 10% hal-hal yang terjadi.Tapi yang 90% lagi ditentukan oleh reaksi kita.

Terima kasih telah membaca dan semoga reaksi kita bisa lebih baik dalam menyikapi hal-hal diluar kehendak dan keinginan kita. Ingat Tuhan punya rencana indah buat hamba-hambaNya,namun IA pun berhak menilai seberapa jauh hambanya yang bertakwa...

SALAM MOTIVASI...

Wassalam...

Senin, 25 Januari 2010

peran seorang imam

Idealnya setiap wanita pasti menginginkan seorang imam untuk memimpin rumah tangganya dalam berbagai aspek kehidupan. Seorang imam yang kelak dapat mengajarkan budi pekerti yang baik kepada keluarganya, karena dalam hal ini kelak seorang imam akan dipertanggungjawabkan kepemimpinannya di akhirat atas apa yg dipimpinnya..

"Masing-masing kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya…(HR al-Bukhari dan Muslim)."

Bukan hanya peran seorang imam saja yang akan dipertanggungjawabkan, begitu juga makmumnya. Seperti yang dituliskan dalam hadist riwayat Bukhari ini "Imam adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas makmumnya, seorang laki-laki adalah pemimpin bagi dia dan keluarganya dan bertanggung jawab pula atas keluarganya, dan perempuan, adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan bertanggung jawab atas apa yang dia arahkan” (HR Bukhari).

Rasulullah saw. telah menetapkan tanggung jawab terhadap laki-laki (suami) dan perempuan (istri) dalam kapasitas sebagai pemimpin yang berbeda di dalam sebuah keluarga. Suami sebagai pemimpin bertugas mengendalikan arah rumah tangga serta penjamin kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun istri berperan sebagai pelaksana teknis tersedianya kebutuhan hidup keluarga serta penanggung jawab harian atas terselenggaranya segala sesuatu yang memungkinkan fungsi-fungsi keluarga tersebut dapat dicapai. Berjalan-tidaknya fungsi-fungsi keluarga secara adil dan memadai merupakan indikasi tercapai-tidaknya keharmonisan dalam keluarga. Namun, ibarat mengayuh perahu, keduanya harus saling kompak dan bekerjasama agar biduk rumah tangga tidak terbalik. Fungsi-fungsi keluarga yang dimaksud adalah fungsi reproduksi (berketurunan), proteksi (perlindungan), ekonomi, sosial, edukasi (pendidikan), afektif (kehangatan dan kasih sayang), rekreasi, dan fungsi reliji (keagamaan).

Sebaliknya, seorang istri juga perlu selalu menyambut suami dengan menampakkan wajah berseri-seri dan memakai wewangian. Kehangatan dan kasih sayang dalam keluarga juga meliputi hubungan antara orangtua dan anak. Suasana ibadah dapat ditumbuhkan di tengah keluarga dengan terbiasa melakukan shalat berjamaah, tadarus bersama, shaum sunnah dan qiyamullail. Rasulullah saw. memuliakan suami istri yang terbiasa melakukan qiyamullail bersama, “Semoga Allah merahmati lelaki yang bangun malam, mengerjakan shalat dan membangunkan istrinya. Jika istrinya enggan bangun, ia memercikkan air di wajahnya. Semoga Allah merahmati seorang istri yang bangun malam, mengerjakan shalat dan membangunkan suaminya. Jika suaminya enggan, ia memercikkan air di wajahnya. (HR Abu Dawud dan Ibn Majah).

Subhânallâh! indahnya kebersamaan seperti ini yaa apalagi jika dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.. saling mengingatkan satu sama lain, memahami peran dan fungsi masing-masing.

Sebagai seorang istri, sayapun jauh dari kesempurnaan.. masih banyak hal dan sikap yang secara tidak saya sadari melukai dan menyalahi kewajiban2 sebagai seorang istri kepada suami. Contoh kecil misalnya.. suatu malam saya bermaksud mengingatkan suami saya untuk melaksanakan shalat isa, dan bertanya "udah sholat isa blm?", seketika itu dia menjawab "barusan udah ko". Saat itu saya sendiri kurang yakin dengan jawaban beliau. Lalu saya berusaha meyakinkan kembali jawaban itu, dengan mengecek keadaan mushola. Dan apa yang saya lihat ternyata menjadi jawaban atas keraguan itu. Posisi sarung, lipatan sarung masih terlihat sama seperti pada saat saya shalat maghrib disana. hhhh, otomatis saya kecewa mengetahui hal itu.. dan akhirnya dengan skill interogasi saya yg ckp handal (hehe), mencoba untuk menanyakan kembali apakah memang betul sudah shalat.. tp yaaa jawaban masih seperti semula. Ya sudaaah, akhirnya malam itu saya tidur dengan penuh kekecewaan dgn sedikit merenung dan bertanya-tanya . "mengapa harus berbohong untuk sesuatu yang seharusnya menjadi kebutuhannya..?" padahal sayapun tidak bermaksud untuk memaksa dia melaksanakannya. Ini hanyalah sebagian dari tanggungjawab saya sebagai seorang isteri. Keesokannya seperti biasa saya menyiapkan roti, susu dan pakaian yang hendak beliau kenakan untuk bekerja. Saat itu kekecewaan saya belum bisa terobati dan itu terefleksi di raut wajah saya. Sampai beliaupun bisa menangkap raut wajah saya di pagi itu . Akhirnya beliau berangkat kerja, dan saya melepas kepergian beliau dengan wajah yaaang tidak bersahabat, tidak nampak sebuah senyuman hangat sedikitpun. Maafkan suamikuuu..

Sontak saya tersadarkan diri dalam shalat.. Astaghfirullah.. saya telah berdosa memperlakukan saumi saya sendiri seperti itu, dan hanya dalam do'a saya bersimpuh memohon ampun atas segala kekhilafan yang telah saya lakukan dipagi itu.

Saya mendapatkan banyak pembelajaran, disini..bahwa kesabaran itu tak berbatas 'no matter what it takes, sepanjang kita meyakini Allah SWT akan senantiasa memberikan jalan atas niat -niat kita.. (amin ya rabbal 'alamiin).. insyaAllah seberat apapun beban yang kita pikul itu akan menjadi terasa lebih ringan.. Ketika itu, beban yang tadinya trasa menumpuk menjadi lebih ringan, karna saya pikir jika saya sendiri tidak dapat mengetuk pintu hatinya, biarlah Allah yang akan memberikan cahaya.. Saya serahkan kembali ketidakberdayaan ini kepada-Nya, karena Allah maha mengetahui. Hanya waktu yang dapat menjawab kapan itu tiba.. Dan saat itu juga saya kembali menyadari peran saya sebagai seorang isteri yang berkewajiban untuk selalu mengingatkan suami, apapun itu nanti reaksinya, insyaAllah saya tidak akan pernah menyerah.. (doakan yaa..). Hasilnya pagi ini, saya mengantarkan suami saya bekerja dengan senyuman yang suami saya harapkan.. dan berdoa dalam hati "agar Allah SWT senantiasa melindungi perjalanannya, dimudahkan langkahnya dalam mencari nafkah.. hhh, tenangnya hati ini..

No body's perfect.. Kita selalu mengharapkan sesuatu yang lebih dari oranglain tanpa berkeinginan untuk dapat memperbaikinya dan bahkan memperbaiki diri sendiri, nonsense!! kita ngga kan dapatkan apapun kecuali rasa ketidakpuasan yang berkepanjangan atas kekurangan itu. Jadi selayaknya kita bersyukur atas apa yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita. kekurangan dan keburukan pasangan kita, saya rasa itu bukanlah masalah penting, yang penting adalah kemauan kita untuk dapat menjadi individu yang lebih baik dari hari ke hari.

Saya bersyukur atas segala kenikmatan yang telah Allah berikan kepada saya, dalam kekurangan dan kelimpahan...
Well guys, disini saya tidak bermaksud membuka kekurangan saya dan pasangan saya, karena seperti pepatah bilang suamimu adalah pakaianmu, jangan kau buka aib suamimu sendiri.. seperti kau membuka pakaianmu sendiri..
Tetapi dalam hal ini saya hanya mencoba berbagi untuk dapat memberikan nilai dan cara pandang lain dalam menyikapi keadaan2 seperti ini. dan mungkin teman-teman yang baca ini juga punya cara pandang yang berbeda..
Saya hanya seorang wanita yang sedang belajar memaknai peran saya sebagai seorang istri..

By: Ninos Sang Pujangga

Jangan pernah Berhenti

Ketika segalanya berjalan salah...
Karena kadang kala mereka kehabisan tenaga
Ketika jalan yang engkau tempuh dengan susah payah tampak mengerucut.
Dan engkau ingin tersenyum, namun engkau harus mengeluh.
Ketika tak ada perhatian lagi yang kau dapatkan.
Beristirahatlah sejenak, jika engkau harus melakukannya namun jangan pernah berhenti.

Kehidupan adalah aneh dengan liku dan perubahannya
Karena diantara kita terkadang belajar
Dan banyak yang mengalihkan sebuah kegagalan
Ketika dia seharusnya telah memenangkannya, namun dia tertikam..

Janganlah menyerah, meskipun langkah tampak sangat lambat
Mungkin engkau akan meraih sukses dengan cara yang lain.
Ketika ia seharusnya telah menggenggam piala kemenangan.

Kesuksesan dan kegagalan yang mencuat keluar
Dari warna perak akan awan keraguan
Dan kita tidak pernah mengatakan betapa dekatnya Dia
Maka teruslah berjuang dan jangan pernah berhenti dan tidak harus berhenti...

By: -Arif Tirtana-

Al-Aqsh Dalam Bahaya, Adakah Yang Menolong ??

Harian hokum Yordania

Rangkaian pelanggaran Israel terhadap wilayah dan harta milik Palestina, termasuk peninggalan agama dan tempat sucinya. Seperti makam dan wilayah peternakan mereka, dilakukan tanpa henti siang dan malam. Seperti juga penggalian terowongan yang jumlahnya tak kurang daro 60 penggalian, di semua sudut Al-Aqsha. Israel melakukan penggalian ini baik di dalam pagar AL-Aqsha ataupun yang diluarnya, untuk satu tujuan menghancurkan Masjid Al-Aqsha dan dibangun di atasnya, kuil yang mereka impikan.

Penghancuran masjid Al-Aqsha bagi Israel mungkin masih panjang. Tetapi setelah semua bangsa Palestina, baik yang berada di dalam negeri ataupun Negara yang ada di luar mengakui Negara Israel, dengan ibu kota Al-Quds secara keseluruhan dan abadi. Memang yahudi internasional sudah berupaya semaksimal mungkin sejak beberapa tahun yang lalu, namun hingga kini belum membuahkan hasil.

Sementara itu, proyek yang sedang dikerjakan saat ini telah menghabiskan waktu, walau Israel masih memberikan toleransi kepada kalangan fanatic yahudi yang memahami situasi dan kondisi politik, kemasyarakatan serta ekonomi yang sedang berjalan. Hal ini dikarenakan para penganut yahudi fanatic masih melakukan proyeknya siang dan malam disaksikan dunia Islam dan internasional. Namun semua itu tidak membuat mereka bergeming dengan melihat tabi’at mereka yang hampir-hampir rahasia.

Persiapan proyek mereka yang hampir rampung adalah menghancurkan Masjid Al-Aqsha, walau seluruh undang-undang internasional dan dunia telah mengeluarkan resolusi terkait dengan Al-Quds ini sejak tahun 1948 hingga tahun 1967. Namun Israel tidak pernah komitmen dengan undang-undang tersebut. Mereka keukeuh menganggap Al-Quds dan pinggiran kotanya, setelah tahun 1967 sebagai bagian tak terpisahkan dari wilayah Israel. Tidak hanya itu, mereka juga mengeluarkan undang-undang pada tahun 1980 yang menjadikan Al-Quds sebagai ibu kota abadi Israel.

Demikianlah sejarah mencatat, namun bersamaan dengan itu, tak satupun usaha serius dari dunia Islam yang bekerja secara simultan dan berkesinambungan untuk menghadapi masalah ini. Mungkina kita teringat dengan seorang Yahudi yang menyamar sebagai bangsa Arab muslim pada tahun 1928, bersamaan dengan hari “kaffarah” (pengampunan), telah merencanakan untuk menguasai tembok ratapan dan menggempur rakyat Palestina dalam serangan peristiwa berdarah pada Agustus 1929. Bangsa Palestina saat itu mengalami pembantaian biadab dari tentara Inggris dan Yahudi.

Namun demikian kaum muslimin Arab mampu memaksa Yahudi menyingkirkan kursi-kursi yang telah disiapkan untuk melaksanakan ritual keagamaan di depan tembok ratapan tersebut. Mereka berhasil memaksa polisi Israel menyingkirkan pembatas untuk memisahkan antara laki-laki dan wanita dalam upayanya menjadikan tembok tersebut sebagai gereja yahudi. Akirnya bangsa Yahudi dapat meneriam realitas yang ada. Dalam peristiwa ini, sebanyak 116 warga Palestina meninggal syahid dan 323 lainya mengalami luka-luka. Sementara dari pihak Yahudi sebanyak 133 orang tewas dan 339 lainya luka-luka.

Para demonstran datang dari berbagai kota di sekitar Al-Quds, seperti Nablus, Jenin, Thulkarem dan Gaza. Pemerintah Inggris terpaksa menghadirkan sejumlah pesawat tempur dan kendaraan lapis baja. Peristiwa ini juga menimbulkan kehancuran di sejumlah wilayah seperti Der Yasin dan Sejan. Sebanyak 1000 orang diajukan langsung ke pengadilan. 90 % dari bangsa Arab.

Kesuksesan kaum muslimin dalam perang ini, tak lepas dari sikap mereka yang bersatu-padu dalam menghadapi kejahatan Zionis.

Inilah gambaran sejarah dari penodaan Zionis terhadap Masjid Al-Aqsha serta bagaimana sikap perlawanan Palestina. Maka hari ini, penodaan Zionis terus berlangsung, walau dengan bentuk yang berbeda-beda. Tetapi tujuanya sama, menghancurkan Masjid Al-Aqsha.

Tinggalah pertanyaan di benak kita,

Kenapa kebisuan masih menyelimuti serta kelemahan ini terus meraayap sedikit demi sedikit ?

Kenapa mereka masih bisu, sementara Israel terus merealisasikan cita-cita Negara Yahudi ?

Kenapa dunia Islam dan Arab gagal dalam membangun kerja secara kolektif dan serius ?

Kenapa organisasi-organisasi internasional seolah lumpuh ketika berhadapan dengan masalah Al-Quds, termasuk di dalamnya bangunan-bangunan Islam, sebagai waritsan budaya dunia yang seharusnya dilindungi ?

Sepertinya, Turki dan Iran mulai nampak sikap-sikapnya yang tegas terhadap Israel. Dan kita dengar sedang ada upaya kea rah situ, namun masih dalam tataran persiapan, untuk menjawab semua pertanyaan di atas. (asy)

By:Dede Romdanih

RAHASIA KEAJAIBAN SEDEKAH

Hari ini saya membuka friendster. Salah seorang sahabat mengirimkan sebuah nasehat yang membuat hati tertegun dan mata ini berkaca-kaca. Ia mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw. Isi suratnya sebagai berikut;

Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”

Berbicara mengenai balasan dari Allah atas sedekah ataupun infaq yang telah kita keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Berikut ini adalah sekelumit pengalaman yang mudah-mudahan bermanfaat buat ikhwah sekalian.

Alhamdulillah, saya sekeluarga sejak beberapa bulan lalu belajar menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya. Dan dengan pengharapan yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan memenuhi janjinya tanpa menunggu waktu yang lama. Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik dikala lapang dan sempit. Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara. Meski tidak seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah. SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat. Dan janji Allah demikian nampak jelas. Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.

Saya dan istri memang orang yang berpenghasilan utama dari gaji yang kami terima setiap akhir bulan. Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang sudah menjadi komitmen) sementara tidak kami masukkan dalam penghasilan keluarga. Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut. Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa. Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin semangat untuk berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap janji-janji Allah.

Saat aksi Palestina 27 Januari lalu, kondisi kantong keluarga memang sedang kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja. Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima. Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan. Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman di Ghaza, kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua bekal maal yang masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas yang tersumpal dikantong celana. Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya. Beberapa yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana dan air minum untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa. Itu pun mungkin tidak cukup.

Namun, saya sudah meniatkan untuk menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar yang cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga). Istri awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang beberapa hari lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa. Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih sangat panjang. Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti. Sampai saat aksi solidaritas untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri masih berat hati. Namun bayang wajah duka lara saudara-saudara di Ghaza membuat menitik air mata ini. Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti dengan yang jauh lebih banyak. Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit. Allah pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya yang punya ar-rajaa’ dan al-hub kepada saudaranya seiman.

Aksi itu sudah sampai dipenghujungnya, kami pun bersiap melangkah pulang seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang. Saya merogoh saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak. Saya genggam beberapa lembar uang kertas di tangan. Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan. Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus. Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.

Saya pun bersyukur. Karena ‘pasukan pengumpul’ infaq dari panitia aksi sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih Salwa saya mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter di dekat kami. Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa belum infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami. Salwa yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya berlatih untuk berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan saat jemari mungil Salwa melepaskan satu lembar uang berharga itu. Dan akhirnya kami pulang dengan hati yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.

Janji Allah itu tak pernah meleset dan ingkar. Allah memenuhi janji-Nya dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT memberikan ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya berkaca-kaca. “Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”. Hati saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu. Namun karena untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah memenuhi janji-Nya secepat kilat.

Tidak sampai disitu, dari uang itu kami pun sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya. Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali lipat dari yang kami sedekahkan. Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan dari gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.

Memang Allah benar-benar mengganti sedekah hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan. Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira lewat telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola sebuah usaha baru yang saya jalankan. Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan. Alhamdulillah.

Terima kasih yaa Rabbana, mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.

Ya Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami. Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.

untuk sebuah cita
inilah langkahku

By:Syaiful Rosyid

RAHASIA KEAJAIBAN SEDEKAH

Hari ini saya membuka friendster. Salah seorang sahabat mengirimkan sebuah nasehat yang membuat hati tertegun dan mata ini berkaca-kaca. Ia mengirimkan sebuah ’surat cinta’ dari Rasulullah saw. Isi suratnya sebagai berikut;

Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”

Berbicara mengenai balasan dari Allah atas sedekah ataupun infaq yang telah kita keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya? Berikut ini adalah sekelumit pengalaman yang mudah-mudahan bermanfaat buat ikhwah sekalian.

Alhamdulillah, saya sekeluarga sejak beberapa bulan lalu belajar menguatkan keyakinan itu, bahwa Allah akan memberikan ganti yang lebih baik bagi orang-orang yang menginfakkan hartanya. Dan dengan pengharapan yang besar kepada Allah bahwa Dia pasti akan memenuhi janjinya tanpa menunggu waktu yang lama. Saya dan istri juga mulai belajar merutinkan sedekah baik dikala lapang dan sempit. Dengan nilai besar ataupun kecil, dengan jalan menghadiahi orang tua atau saudara. Meski tidak seberapa namun kami belajar untuk mengasah keikhlasan semata karena Allah. Dan dengan jalan menyisihkan infaq untuk fii sabilillah. SubhanAllah, keyakinan itu semakin kuat. Dan janji Allah demikian nampak jelas. Salah satunya adalah pada aksi solidaritas Palestina untuk warga Ghaza yang lalu.

Saya dan istri memang orang yang berpenghasilan utama dari gaji yang kami terima setiap akhir bulan. Beberapa penghasilan dari usaha lain (memang sudah menjadi komitmen) sementara tidak kami masukkan dalam penghasilan keluarga. Praktis kami menghidupi diri dengan gaji bulanan tersebut. Maka, kejadian uang habis sebelum jatuh tanggal menjadi hal yang lumrah dan biasa. Tapi kami tak berputus asa, bahkan kami makin semangat untuk berinfaq sekaligus menguatkan keyakinan terhadap janji-janji Allah.

Saat aksi Palestina 27 Januari lalu, kondisi kantong keluarga memang sedang kurang bersahabat. Baru 3 hari terima gaji, cuma tersisa beberapa rupiah saja. Bukan karena dibelanjakan konsumtif, karena kebetulan bulan Januari itu saya mengembangkan usaha yang terpaksa harus mengambil sebagian besar penghasilan bulanan yang biasanya saya terima. Sebagian sisanya sudah pasti dibelanjakan untuk mujahidah kecil kami, Safiya Salwa Syahidah, yang saat ini menginjak usia 10 bulan. Namun, atas dasar cinta dan empati kepada saudara seiman di Ghaza, kami sekeluarga berangkat ke Monas dengan semua bekal maal yang masih tersisa. Ada beberapa lembar uang kertas yang tersumpal dikantong celana. Sayangnya hanya 2 lembar yang signifikan nilainya. Beberapa yang lain hanya cukup untuk membeli makanan sederhana dan air minum untuk kami saat aksi siang harinya, termasuk buat Salwa. Itu pun mungkin tidak cukup.

Namun, saya sudah meniatkan untuk menginfaqkan 1 lembar dari 2 lembar yang cukup berharga itu, (jika tak layak disebut SANGAT berharga). Istri awalnya sedikit agak ragu, mengingat penghasilannya yang beberapa hari lagi keluar sudah ter-pos-pos sedemikian rupa. Sementara untuk melewati satu bulan kedepan masih sangat panjang. Sehingga sepeser dari uang yang tersisa menjadi sangat berarti. Sampai saat aksi solidaritas untuk Palestina itu lewat separuh jalan, istri masih berat hati. Namun bayang wajah duka lara saudara-saudara di Ghaza membuat menitik air mata ini. Saya coba terus meyakinkan istri, bahwa Allah pasti akan mengganti dengan yang jauh lebih banyak. Apalagi mengeluarkan sedekah karena Allah di kala sempit. Allah pasti tak akan membiarkan begitu saja hamba-Nya yang punya ar-rajaa’ dan al-hub kepada saudaranya seiman.

Aksi itu sudah sampai dipenghujungnya, kami pun bersiap melangkah pulang seraya menunggu bus umum yang menuju ke Kota Tangerang. Saya merogoh saku celana dan seketika terhenyak, ternyata kami belum berinfak. Saya genggam beberapa lembar uang kertas di tangan. Dan kutatap wajah istri untuk meminta persetujuannya mengambil satu diantara 2 lembar uang yang sangat berharga itu, sebagaimana yang dari awal sudah diniatkan. Sementara 1 lembar lagi kami pakai untuk ongkos naik bus. Akhirnya, istripun mengangguk tanda setuju.

Saya pun bersyukur. Karena ‘pasukan pengumpul’ infaq dari panitia aksi sudah sangat jauh dari posisi kami, maka sembari meraih Salwa saya mendekati beberapa panitia petugas medis Aksi yang kebetulan sedang berhenti beberapa puluh meter di dekat kami. Setelah sejenak kami beri penjelasan bahwa kami terlupa belum infaq, maka petugas medis bersedia menerima titipan tersebut dari kami. Salwa yang menggenggam uang itu, dan itu pertama kali baginya berlatih untuk berinfaq. Dalam hati, ucapan ‘bismillah’ saya kuatkan saat jemari mungil Salwa melepaskan satu lembar uang berharga itu. Dan akhirnya kami pulang dengan hati yang tentram, penuh syukur, dan berserah diri kepada Allah. Semoga sedikit dari rizki yang kami infaqkan bisa memberi manfaat untuk anak-anak Ghaza yang teraniaya dan tak mampu membeli susu.

Janji Allah itu tak pernah meleset dan ingkar. Allah memenuhi janji-Nya dengan cara-caranya sendiri. Belum genap 24 jam semenjak aksi itu, dari arah yang tak disangka-sangka, lewat tangan istri, Allah SWT memberikan ganti sejumlah uang sama persis dengan nilai uang yang kami infaqkan sehari sebelumnya. Saat istri menyampaikan kabar itu, mata saya berkaca-kaca. “Subhanallah, Engkau Maha menepati janji ya Allah”. Hati saya bergemuruh, bukan karena uang yang kami terima itu. Namun karena untuk yang kesekian kalinya bagi kami, Allah memenuhi janji-Nya secepat kilat.

Tidak sampai disitu, dari uang itu kami pun sepakat untuk menyedekahkan sebagiannya. Subhanallah, 10 hari kemudian lewat tangan istri kembali, lewat jalan yang tak disangka-sangka Allah menggantinya 7 kali lipat dari sebagian yang kami infaqkan. Dengannya kami pun menyedekahkan sebagian lagi dari yang 7 kali lipat itu, dan 2 hari berikutnya Allah yang Maha Kaya menggantinya 10 kali lipat dari yang kami sedekahkan. Padahal biasanya kami hanya menerima penghasilan dari gaji tetap bulanan saja yang tak ‘mungkin’ bertambah di tengah jalan.

Memang Allah benar-benar mengganti sedekah hamba-Nya dengan berlipat-lipat keberkahan. Bahkan di pagi ini, saya mendapatkan kabar gembira lewat telepon dari seorang ikhwah yang bekerjasama mengelola sebuah usaha baru yang saya jalankan. Bahwa usaha yang dibuka hari pertama dihari kemarin menunjukkan optimisme keuntungan yang sangat menjanjikan. Alhamdulillah.

Terima kasih yaa Rabbana, mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami di Ghaza dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.

Ya Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami. Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.

untuk sebuah cita
inilah langkahku

By:Syaiful Rosyid