Senin, 25 Januari 2010

Kabar Terakhir Agus Purwanto Ponorogo

“Sudah 13 tahun Aku Seperti Bayi”

Hari Rabu, 6 Januari 2010 sepulang dari survey pemberdayaan kambing di Pulung, Ponorogo, tim LMI Madiun didampingi ustadz Syamsudin meluncur menjenguk Agus. Kabar bahwa Agus di rawat di rumah sakit Darmayu Ponorogo Kami baru mendapatkan saat kami bertemu di rumah Ustadz Syamsudin.
Sebagaimana diketahui, Agus adalah penderita pengapuran tulang dan sendi. 13 tahun pemuda pintar ini hanya bisa tergolek di tempat tidur. Tulang-tulangnya yang sejak lama sakit menjadi tampak semakin kecil. Seluruh sendi tulangnya mengapur, mengeras dan tak dapat digerakkan lagi. Agus terbaring total sejak tahun 1996. Karena keterbatasan dana, upaya penyembuhan di awal sakitnya, tidak bisa di lanjutkan lagi.
Semua aktivitas dilakukan di atas tempat tidur termasuk buang air besar dan buang air di atas tempat tidur. Agus yang sempat mengenyam bangku kuliah sampai semeter 7 di Universitas Sebelas Marat (UNS) dan termasuk mahasiswa berprestasi sampai saat ini hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Selama ini sang ibu yang merawat Agus karena tidak ada lagi keluarga yang lain.
Dari informasi yang kami dapatkan pada saat kami hendak menyerahkan bantuan, Agus dirawat di rumah sakit setelah dikunjungi salah satu teman akrabnya. Sang teman saat itu mengajak seorang dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan Agus. Dan akhirnya atas saran dokter tersebut Agus harus dirawat di rumah sakit.
Yang pasti Agus mulai dirawat di rumah sakit sejak hari Sabtu (2 Januari 2010). Dengan ditemani sang ibu yang setia dan sabar merawatnya, Agus menempati kamar kelas 3 yang dihuni 8 pasien.
Saat kami datang, sang ibu yang setia menemaninya tidak ada. Setelah kami tanyakan di mana ibu, baru terjawab bahwa ibundanya juga tergolek lemah di tempat tidur sebelahnya, ternyata penyakit diabetes bundanya kambuh. Berat beban yang harus dijalani ibunya membuat kondisinya drop. Kondisi fisik Agus pun saat ini kelihatan semakin kurus, selang infus berada di sampingnya untuk tambahan nutrisi bagi tubuhnya, sampai saat ini kondisi kesehatannya masih seperti dulu, segala aktivitasnya hanya bisa dilakukan di atas tempat tidur.
Ketika bundanya terbangun dari tidur, kami sempat berbincang-bincang sebentar dengan beliau. Ada satu pertanyaan yang ada di pikiran kami, siapa yang merawat Agus di rumah sakit ini, sementara sang ibu juga sakit. Pertanyaan tersebut terjawab setelah beliau cerita berkat kebaikan teman-teman Agus semasa di Ponorogo keperluan Agus selama di rumah sakit diusahakan mereka, termasuk orang yang menggantikan fungsi ibunya di saat bundanya sakit.
Sejak lama ibunda Agus mengidap diabetes, namun karena biaya tak ada maka tak usaha pengobatan diabetesnya. Untuk kebutuhan makan dan obatnya Agus mengandalkan dari sisa pensiun saat ini yang hanya Rp. 83.000 per bulan. Tentu saja jumlah ini tidak cukup memenuhi kebutuhannya bersama sang ibu.
Gelisah dan galau terpancar di wajah sang ibu kala LMI berbincang-bincang dengan ibunda Agus. Beliau sampai berbaring di atas tempat tidur menyampaikan uneg-unegnya pada kami masalah biaya perawatan Agus, sampai sang ibu tidak mau diobati pihak rumah sakit karena khawatir masalah biaya.
“Untuk Agus saja saya nggak tahu uang dari mana untuk membayar biaya rumah sakit, apalagi kalau saya juga harus di rawat” begitulah keluh kesah ibunda Agus pada LMI. Saat itu juga LMI Madiun menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar 4 juta dari teman-teman Alumni UNS.
Berita terakhir yang diterima LMI dari rekan-rekan Agus di Ponorogo, hari Jum’at (8 Januari 2010) Agus sudah diijinkan pulang, ada satu pesan yang disampaikan mereka pada LMI yaitu keinginan mereka agar LMI Madiun tetap melakukan penggalangan dana untuk membantu kebutuhan pengobatan Agus (obat-obat dan alat medis).
Foto Penyerahan bantuan dan kondisi Agus pada tanggal 6 Januari 2010 bisa dilihat di :
http://www.facebook.com/profile.php?ref=name&id=1258006875#/photo.php?pid=30545086&id=1258006875

Tidak ada komentar:

Posting Komentar