Minggu, 24 Januari 2010

Kisah Pencekik yang Bermanfaat Besar

Dear Sahabat, semoga dalam kondisi terbaik pagi ini. Berikut sebuah fakta dalam tutur kisah tentang Pohon Pencekik. Semoga kita memaknai Pohon Pencekik dengan lebih positif. Selamat memetik inspirasi untuk hidup termotivasi.Salam
-oo0oo-

MENJADI KUAT DAN BERGUNA DENGAN MENCEKIK

Benih beringin (Ficus annulata) itu jatuh juga setelah menempuh perjalanan jauh. Bersama burung dia mengakhiri perjalanannya di rimbunnya belantara hutan. Sayang, benih itu tidak sampai ke tanah. Ia menyangkut di cabang sebuah pohon besar. ”Ah tak apalah, aku masih bisa hidup disini.” Bisik Benih Beringin. Lalu dia meminta ijin untuk hidup bersama pohon besar.
” Pohon besar, ijinkan aku hidup bersamamu sampai aku kuat dan besar.” Pinta Benih Beringin.
”Silahkan, suatu saat engkau akan memberi manfaat besar bagi yang lain.” Pohon Besar berbaik hati untuk menjadi pohon inang (host tree = pohon yang ditumpangi)

Hari demi hari, benih beringin tumbuh cepat. Keluarlah daun dan batang kecil. Beringin kecil mendapat matahari dan air tanpa menggangu Pohon Besar. Akar beringin menjulur menggantung ke bawah untuk membantunya bernafas. Beringin hidup secara epifit, hidup berdampingan tanpa mengganggu dan sedikit mengambil makanan dari Pohon Besar. Pohon besar rela berbagi sedikit makanan dengan Beringin kecil.

Beringin mulai membesar. Akarnya juga tumbuh makin besar dan panjang. Beringin perlu makanan yang lebih banyak. Tak cukup hanya mengandalkan sedikit makanan dari Pohon Besar. Ia merambatkan akar-akarnya di batang Pohon besar. Beringin makin besar dan akarnya kini telah menghunjam tanah. Makin lama akar beringin makin membesar menyerupai batang. Akar beringin telah membelit kuat Pohon Besar. Pohon Besar masih bersabar menerima Beringin hidup disisinya.

Lama kelamaan beban beringin di Pohon besar makin memberat. Akar-akar yang jumlahnya ratusan juluran yang tadinya kecil dan halus makin mengeras dan membesar melilit Pohon Besar saling tumpangtindih. Bagian atas beringin sudah tumbuh menjadi batang yang besar yang makin mencekik Pohon Besar. Hampir-hampir Pohon Besar tidak nampak lagi.

Pohon besar menyadari dirinya tak kuat lagi menahan pesatnya pertumbuhan Beringin Ia juga telah berumur lanjut. Ia tidak mau bersaing dengan beringin. Meski ia tahu beringin awalnya sebuah makhluk kecil tak berdaya yang menumpang hidup diketiak batangnya. Ia pula yang dengan ikhlas menyuapi makanan saat kecil.

”Ah...tak apa-apa, aku bahagia beringin menjadi kuat. Lihatlah engkau, monyet, serangga dan banyak hewan lain sekarang mendapat makan dan perlindungan disini. Beringin telah mengundang banyak kawan-kawanmu kemari. Di masa tuaku, aku sangat bahagia, karena keberadaanku makin bermakna dengan kehadiran beringin.” Ungkap Pohon besar pada seekor burung yang tiap hari hinggap di tubuhnya. Akhirnya Pohon Besar itu mati

Memang begitu adanya. Beringin mencekik Pohon Besar bukan untuk menzhalimi. Beringin telah membuat lingkungan yang nyaman bagi burung dan serangga bersarang. Buah beringin yang lezat memberi gizi yang banyak bagi burung hingga tulang dan cangkang telurnya kuat. Kelak burung-burung inilah yang akan menyebarkan biji-biji ke berbagai tempat hingga Beringin memberi dampak yang luas bagi lingkungan.

Sia-siakah kematian Pohon Besar. Ternyata tidak. Ia menyediakan lubang yang nyaman bagi bersarangnya serangga penghasil madu. Serangga ini mempunyai rumah mewah. Lubang yang luas dan nyaman serta makanan berlimpah dari bunga-bunga beringin. Serangga ini tidak hanya makan, dia sekaligus menyerbuki bunga-bunga hingga buah Beringin makin lebat. Berngin dengan payung daun dan cabangnya yang besar, juga menjadi tempat berlindung rusa dan hewan mamalia lain dari udara panas.

Indah sekali kehidupan harmonis dari Pohon Besar dan Beringin Pencekik ini. Pohon besar dengan ikhlas dan prasangka baiknya membuat beringin tumbuh menjadi sosok kuat dan pelindung bagi makhluk lain. Kekuatan memberi dari Pohon Besar telah memberi manfaat yang lebih luas Meski dia tercekik, terambil makanannya, terhalangi tubuhnya dari matahari, ia tak marah. Pohon Besar sangat paham, bila ia mengusir beringin kecil dulu, maka ia hanya sebatang Pohon dengan sedikit manfaat. Namun karena kelapangan hatinya , kesabarannya menerima, mendidik dan melayani beringin maka dia menjadi Pohon yang nyaman bagi tumbuhnya ”generasi” kuat dan memberi banyak manfaat.##

By:Achmad Siddik Thoha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar