Senin, 25 Januari 2010

TAK HANYA MEMUNCULKAN WARNA

Sinar yang dipancarkan matahari mencapai bumi pada kecepatan 300.000 km per detik. Karena kecepatan sinar yang demikian inilah kita senantiasa dapat menyaksikan dunia yang penuh warna. Lalu, bagaimanakah aneka pemandangan berwarna yang terpampang di hadapan kita tanpa putus ini dapat terbentuk?

Setelah menembus lapisan atmosfer dengan kecepatan luar biasa, sinar matahari mencapai bumi dan menumbuk benda-benda yang ada. Ketika menumbuk sebuah benda, sinar berkecepatan tinggi ini mengenai atom-atom penyusun benda tersebut, dan kemudian memantul berhamburan dalam bentuk kumpulan sinar dengan sejumlah panjang gelombang berbeda, sesuai dengan aneka warna yang dihasilkannya. Dengan cara inilah, majalah yang kini sedang Anda pegang, baris-baris tulisan serta gambar-gambarnya, pemandangan yang Anda saksikan di luar, pepohonan, gedung, kendaraan, langit, burung, kucing, singkatnya segala yang Anda saksikan dengan mata, memantulkan warna (sinar berwarna)-nya masing-masing.

Sinar-sinar yang berasal dari matahari tersusun atas partikel-partikel yang dinamakan foton, yang bergerak sebagai gelombang. Ketika foton menumbuk elektron-elektron dari atom-atom penyusun benda di bumi, elektron-elektron ini melepaskan sinar-sinar bergelombang panjang tertentu, sesuai dengan warna yang dihasilkannya. Misalnya, ketika sinar mentari menerpa selembar daun, ini berarti foton-foton sinar tersebut menumbuk atom-atom molekul pigmen pada permukaan daun. Tumbukan mengakibatkan elektron-elektron dari atom-atom menjadi aktif, dan atom-atom tersebut pun bereaksi dengan mengeluarkan foton-foton. Jadi, foton-foton ini merupakan cahaya berwarna dari daun yang bergerak menuju ke mata kita.

Bagian benda yang menyebabkan warna-warna (sinar-sinar berwarna) ini terpantulkan adalah molekul-molekul pigmen dari benda tersebut. Dengan kata lain, warna yang dipantulkan sebuah benda tergantung dari jenis molekul pigmen yang ada pada benda tersebut. Setiap molekul pigmen memiliki struktur atom yang bebeda. Jumlah, jenis dan penyusunan atom-atom dalam molekul pigmen juga berbeda. Sinar yang menumbuk pigmen yang beragam ini dipantulkan dalam bentuk aneka warna dengan ketajaman yang berbeda pula. Sebagai contoh, warna sebuah apel hijau terkait dengan molekul pigmen yang menyusun apel. Di antara sinar-sinar yang menumbuk pigmen, hanya sinar hijaulah yang dipantulkan, karena sinar berwarna lain diserap oleh pigmen ini. Karena cahaya hijau terpantulkan, maka kita melihat apel berwarna hijau.


Kita dapat mengumpamakan molekul-molekul pigmen sebagai alat penyaring yang menyaring berdasarkan ukuran lubang pori-porinya. Sama halnya, pigmen menyaring panjang gelombang dari sinar-sinar yang mengenainya berdasarkan struktur sinar-sinar tersebut, dengan kata lain berdasarkan warnanya.

Ada banyak jenis pigmen di alam ini, di antaranya adalah klorofil (zat hijau daun), melanin, dan karotenoid. Karotenoid adalah zat pigmen yang dibuat oleh tumbuhan dan memantulkan warna kuning, merah dan oranye. Binatang dapat memperoleh pigmen-pigmen ini hanya dengan memakan tumbuhan. Satu contoh saja dari aneka pigmen ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa molekul pigmen telah dirancang khusus untuk kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar