Rabu, 27 Januari 2010

Dimensi Waktu...

bY:Päwiét Cah Ndésa
Assalamu 'alaikum wr. wb.

mohon koreksi bila sekelumit tulisan berikut ada yang salah..
walaupun hanya sedemikian semoga bisa menjadi renungan buat kita semua..

Waktu adalah sebuah makhluk ciptaan Allah yang paling unik. Karenanya, Dia Maha Ada sebelum adanya semua makhluk di jagat raya ini, dan Maha Kekal serta Maha Abadi setelah hancur leburnya seluruh makhluk pada hari akhir (qiyamat nanti). Allah sudah ada sebelum `waktu` diciptakan, dan Dia akan tetap ada meskipun `waktu` sudah tak berlaku lagi. Sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya, “Dialah yang Maha Pertama dan Maha Terakhir.” (al-Hadid:3)

“Allah bertanya, `Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab, Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.` Allah berfirman, `Kalian tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kalian benar-benar mengetahui.” [Al-Mu`minun: 112-114]

Dimensi waktu tidak berlaku pada Allah. Dia tidak mengenal adanya siang dan malam, masa sekarang, masa yang telah lewat maupun masa yang akan datang. Allah pun tidak berkembang, berkurang, menyusut ataupun berubah. Dia tidak mengenal masa kanak-kanak dan kemudian beranjak dewasa lalu akhirnya menjadi tua. Dia tidak berawal dan tidak berakhir.


Satu Berbanding Seribu

Al-Qur`an menjelaskan, Allah memberlakukan waktu yang berbeda atas tiap-tiap jenis makhluknya. Umpamanya, satu hari bagi malaikat Jibril As itu sama dengan 50 ribu tahun lamanya bagi makhluk yang bernama manusia. Al-Qur`an menerangkan hal ini dengan firman-Nya, “Para malaikat dan malaikat Jibril naik kepada Allah dalam sehari yang ukurannya sama dengan 50 ribu tahun (ukuran manusia).” (Al-Ma\'arij: 4)

Sementara itu, ayat lain menjelaskan, satu hari bagi para malaikat sama dengan seribu tahun lamanya bagi manusia. Sebagaimana firman-Nya, “Dia mengatur urusan dari langit ke bumi kemudian urusan itu naik (dibawa oleh malaikat) kepadanya dalam satu hari, yang ukuran lamanya seribu tahun menurut perhitunganmu.” (as-Sajdah: 5)

Allah juga mengisyaratkan, “Sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun dari tahun-tahun yang kamu hitung.” (Al-Hajj:47)

Apabila seseorang meninggal dunia kemudian nanti dibangkitkan kembali, maka sebenarnya ia keluar dari satu lorong waktu ke lorong waktu yang lain. Oleh karena itu, sangat luar biasa bahwa ribuan tahun waktu yang dijalani oleh manusia, baik itu dalam kubur ataupun hidup di dunia yang fana ini, hal itu bagi Allah hanyalah satu hari atau sekejap saja.

Dalam hal ini, Allah juga telah mengisyaratkan dalam firman-Nya, “Dan pada hari terjadinya qiyamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa, bahwa mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja). Seperti itulah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Sedangkan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata kepada orang-orang kafir, “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, akan tetapi kamu selalu tidak meyakininya.” (Ar-Rum:55-56)

Di ayat lain Allah berfirman, “Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (dimana mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasiq.” (Al-Ahqaf: 35) Dalam ayat lain disebutkan hanya sebatas waktu sore atau pagi. (An-Naazi`aat:46)

Maka jelaslah sudah, bahwa berabad-abad lamanya kehidupan di dunia ini jika dibandingkan dengan saat kebangkitan dari kubur itu hanya satu hari, atau setengah hari dan bahkan hanya beberapa saat saja.

Semoga Kita Menjadi Lebih Baik..

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar