Minggu, 24 Januari 2010

Dua anak tikus dan sepotong keju

Dua anak tikus tertegun melihat sepotong keju yang segar dan harum tergeletak di depan mereka.
Mereka mengendus-endus dari kejauhan.
Salah satu dari mereka begitu bernafsu untuk melahapnya, tapi yang satunya masih bertanya-tanya.
"Wah keju enak nih, dari harumnya saja sudah ketahuan"
"Eh, jangan dulu, mungkin itu keju busuk, buktinya tidak disimpan di lemari!"
"Mungkin saja jatuh, dari baunya aku tahu ini keju enak!"
"Eh tunggu dulu, tapi warnanya sudah kekuningkuningan"
Terus saja mereka saling berargumentasi.
Tak lama berselang induknya terengah-engah datang menghalau mereka.
Kedua anak tikus ini bersikeras dengan pendapatnya masing-masing.
Induk mereka tersenyum dan mengajak mereka naik ke atas meja dan melihat keju itu dari atas.
"Anak-anak, apa yang kalian lihat"
"Keju! yummy"
"Coba lihat lagi di sekitarnya"
"Ada kayu, ada per, ada besi, dan kawat yang terikat pada keju"
"Tahukah itu apa anak-anak"
"Tidak tahu bu!" serentak.
"Itu adalah perangkap tikus, kalau kalian mendekat keju itu, sedikit saja bergerak keju tersebut, maka besi itu akan menjepit kalian dan kalian akan tertangkap atau mati!"

Apa hikmah kisah di atas :
Untuk pebisnis ini adalah kisah tentang bisnis yang menggiurkan.
Seringkali kita melakukan usaha, kita hanya fokus pada keuntungannya saja. Kita bicara tentang berapa modal, berapa keuntungan dan prospek bisnisnya yang sangat menguntungkan. Begitu cepat balik modalnya.
Padahal kalau kita naik ke atas, melihat dengan pandangan lebih luas, kita bisa melihat adanya persaingan, adanya resiko dan tantangan.
Melihat lebih jelas membuat kita bisa membuat keputusan investasi lebih bijak.

Untuk orang tua ini adalah kisah tentang prestasi anak yang menggiurkan.
Banyak orang tua begitu bangga melihat anaknya juara kelas, berprestasi masuk kuliah dan lulus. Seolah olah masa depan sudah di depan mata.
Mereka melihat pendidikan sekolah seperti keju yang menggiurkan.
Padahal di dunia nyata, sekolah hanya unsur kecil dari kesuksesan seseorang.
Banyak sarjana ngangggur, kalau dapat pekerjaaan pun hanya jadi pegawai biasa. Sebagian besar sekolah sekarang tidak disiapkan untuk membuat anak-anak kita menjadi orang yang luar biasa.
Kenyataannya kalau kita ke bank, mau beli mobil, beli rumah, bukan ijazah yang ditanya, tapi account tabungan dan deposito.
Sekolah memang penting, tapi jangan jadikan satu-satunya bekal.
Apalagi kalau sekolah dijadikan sebagai satu-satunya bekal pendidikan, bisa berbahaya.
Jadi orang tua harus menyiapkan anak skill lain di luar sekolah, bahkan percaya atau tidak lebih dari 70% orang berpenghasilan justru dari skill non sekolah.
Fakta ini bisa dengan mudah kita temukan di dunia nyata.

Untuk kehidupan.
Banyak di antara kita terbuai dengan gemerlapnya dunia, padahal dunia hanya transit belaka. Kalau kita terlalu terlena di tempat transit bisa-bisa kita tertinggal pesawat yang menuju tujuan utama hidup manusia. Kebahagiaan yang kekal.

Semoga saja hidup kita tidak terlena dengan kenikmatan yang membuaikan dan membuat kita terjebak pada keterpurukan.

By: Isa Alamsyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar