Rabu, 27 Januari 2010

Kisah Penakluk Naga Bagikan

By: Nurdin Al Kahfi
_Disebuah kaki gunung terdapat sebuah padepokan dimana seorang guru bijak dan murid-muridnya menimba ilmu. Diantara sekian banyak murid ada satu murid yang sangat pemberani dan sangat setia kepada gurunya, ia tak pernah merasakan takut oleh suatu apapun dalam mengemban tugas sang guru.

_Pada suatu hari di panggilah si murid menghadap :

* G : "Hai muridku hari ini kutugaskan engkau untuk menaklukan seeokor naga dan bawalah kemari bola naga untukku."

Betapa girang si murid mendapatkan kepercayaan dari gurunya.
* M : "Baik guru tunjukan kearah mana aku dapat menemukan naga tersebut?"

* G : "Telusurilah sungai kecil di kaki gunung ini engkau akan temukan bola naga di muaranya"

* M : "Baik guru saya akan berangkat sekarang juga."



_Pergilah si murid menjalankan titah sang gurunya menelusuri sungai, berbagai rintangan ia hadapi yaitu derasnya aliran sungai dan batu-batuan, karena hutan disekelilingnya tidak bisa ia rambah, melalui anak sungai itulah ia terus menelusurinya. Pada suatu ketika ia menemukan seekor ular yang cukup besar "mungkin inilah naga yang guru maksudkan" gumamnya. Lalu ia bunuh ular tersebut dan dikorek isi perutnya, namun tidak ditemukan juga apa yang gurunya maksudkan. "oh mungkin ini anaknya saja.", ia menerukan perjalanan menelusuri sungai, namun naga tidak pernah ia temukan juga, hanya ular-ular kecil.

_Hatinya mulai gelisah berbagai persangkaan mulai timbul. "Mungkinkah guru yang selama ini aku percayai membohongiku, mungkin ia hendak mengusirku dengan cara yang halus atau mungkin sang naga sudah mati." Begitulah berbagai prasangkaan mulai timbul.

_Tak terasa sampailah ia dimuara sungai dan terlihatlah lautan luas ada didepan matanya. "Aku adalah murid yang setia dan aku tak akan gagal untuk kali ini, aku diperintahkan kemari untuk membawa apa yang guru perintahkan dan aku harus kembali untuk menyerahkan hasilnya, tidak mungkin guruku mengusirku dengan cara seperti ini."

_Ketika hari mulai gelap ia melihat seberkas cahaya dari dalam muara. "Oh inikah bola naga yang guru maksudkan." Lama ia mengamati benda dan sekelilingnya dengan sikap waspada. Lalu ia pun memutuskan untuk menyelam kedasar muara dengan penuh kehati-hatian takut diserang sang Naga karena mengambil bola naga. Namun setelah diraih benda tersebut apa yang ia khawatirkan ternyata tidak ia temui.

_Dalam perjalanan pulang ada rasa senang karena tidak menemukan rintangan yang berat adapula rasa kecewa karena tidak menemukan sang Naga bercampur menjadi satu, karena ia yakin dapat menaklukannya dengan kedigdayaan yang ia miliki, sehingga sangkaan seperti semula kembali timbul mengusik pikirannya, ia merasa tugasnya terlalu ringan daripada olah kanuragan yang selama ini ia pelajari dan mampu menghancurkan batu paling keras sekalipun dengan sekali pukulan.

_Dengan segudang prasangka yang berkecamuk sampailah di padepokan dan menghadap sang guru.

* M : "Wahai guruku aku telah membawa apa yang engkau perintahkan kepadaku."

* G : "Engkau telah membuktikan kesetiaanmu dan kau kembali lulus uji untuk kali ini, tapi aku melihat engkau kecewa. Utarakanlah apa yang menjadi kegelisahanmu."

* M : "Aku tidak menemukan Naga seperti apa yang guru ceritakan kepadaku."

* G : "Hmmm... begitu, baiklah temuilah aku di puncak gunung esok pagi, engkau akan tahu semuanya."



_Rasa penasaran yang belum habis ditambah lagi ajakan yang begitu berat, karena selama ini ia tahu belum ada seorang muridpun yang dapat menaklukan puncak gunung. Namun karena rasa penasaran akhirnya iapun memutuskan untuk berangkat saat itu juga.

_Dengan bersusah payah akhirnya sampai juga dipuncak gunung namun karena masih gelap iapun tidur terlelap. "Bangunlah wahai muridku" terdengar suara gurunya memanggil.

* G : "Kemarilah, akan kutunjukan apa yang kau risaukan.".

* G : "Lihatlah kebawah... itulah Naga yang kumaksudkan."



_Betapa terkejut sang murid melihat pemadangan dibawahnya, seolah melihat seekor naga yang terbujur kaku tergambar pada anak sungai yang ia lalui.

* M : "Apa maksudnya semua ini guru apa engkau mengutusku hanya untuk mengambil benda ini?"

* G : "Hari ini engkau telah menaklukan dua hal yang terbesar dalam hidupmu, pertama adalah pikiranmu bahwa apa yang engkau pikirkan bukanlah apa yang aku maksudkan. Kedua adalah nafsumu apa yang membuatmu gelisah telah engkau taklukan dengan membawa dirimu kemari."



_Sang murid kembali tertegun karena belum mengerti betul yang gurunya maksudkan. Dan sang guru menangkap kembali kegelisahannya, lalu kembali menjelaskan.

"Aku tahu diantara sekian banyak muridku engkau yang pemberani dan setia, namun aku cemas dengan keberaniamu karena kurang di dasari pemikiran logis dan perhitungan cermat. Untuk menaklukan anganmu adalah engkau harus menelusuri permasalahannya. Yang kutakutkan suatu saat engkau menghukum seseorang karena suatu hal yang tidak kau mengerti. Dan kesetiaan mulah yang membuatmu kembali kesini dan kau dapat membuktikan dan mengerti semua yang aku maksudkan. Aku tidak memerlukan batu naga itu, ambilah untukmu dibawah sana engkau akan menjadi kaya raya dengan batu itu. Tapi ingatlah arahkan hastratmu untuk tujuan yang baik yang akan mengarahkanmu kepada kebaikan sebagaimana hari ini engkau telah menerima pelajaran berharga dan barang berharga. Aku tidak mewarisi harta melainkan hanya ilmu, namun engkau telah mendapatkan keduanya karena ketulusanmu. Ingatlah bahwa untuk mendapatkan sesuatu engkau harus berjuang, jika aku berikan mandat yang tidak membuatmu tertarik niscaya engkau tidak sampai disini, aku tahu tugas yang pantas untukmu. Dan aku tidak menemukan orang lain yang pantas kuberikan mandat kecuali kamu. Aku hanya mau memberikan ilmu ini kepada orang yang setia, itulah hak preogratifku sebagai guru."

"Ketahuilah aku hanya menghendaki engkau untuk tidak takut kepada apapun untuk mengemban tugas, namun aku tidak menghendaki pula kekerasan. Gunakan keberanian dan kekuatanmu untuk mengemban tugas dan membela diri, jangan untuk menghakimi sesuatu yang tidak kau mengerti atau tidak kau terlusuri kepastiannya. Sedangkan ilmu kedigdayaan yang aku turunkan kepadamu belumlah seberapa namun aku cukupkan untukmu, suatu saat akan kuberikan kepadamu jika engkau turun kesana membawa kemaslahatan, aku akan mengawasimu dan melihat, apakah engkau pantas mendapatkan seluruh ilmuku."

"Kalau saja tugas ini aku berikan kepada murid lain pastilah akan membantahku, mereka akan menuntut bukti sebelum melaksanakan perintahku. Cukuplah aku perintahkan kepada orang yang mau menurutiku karena ada maksud yang kuinginkan sebagaimana kamu mempercayakan dirimu kepadaku selama ini. Pengujinya adalah apa yang ada pada dirimu, mereka yang menerima setengah hati aku pun memberikanya dengan setengah hati. Engkau tidak bodoh sebagaimana murid lain tuduhkan kepadamu, dimataku engkau memiliki keutamaan. Hari ini kucukupkan pelajaran untukmu dan turunlah untuk memberikan kemalsahatan. Pada saatnya nanti akan kuberikan apa yang menurutku pantas kuberikan kepadamu, jika engkau mampu membawa amanah yang telah aku percayakan kepadamu."

_Semoga kisah ini dapat dijadikan pelajaran, Begitulah sekiranya Alloh swt menguji seorang hamba dengan apa yang ada pada dirinya. Sesuatu yang ringan menjadi berat manakala enggan melaksanakan perintahNYA, karena ketakutan yang tidak mendasar atau keberanian, keyakinan yang konyol. Untuk mendapatkan sesuatu yang berharga (berat timbangannya) tentu dengan ujian yang menurut kita berharga juga (membebani).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar